SINTESIS
ASPIRIN
Tanggal
Praktikum : Senin, 16 Desember 2013
I.
TUJUAN : Praktikan dapat
melakukan sintesis Aspirin dari Asam Salisilat
II.
DASAR
TEORI
Asam
asetil salisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisil atasetat dan
yang paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer).
Serbuk atau kristal asam asetil salisilat dari tidak
berwarna sampai berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering
tapi terdegradasi perlahan jikaterkena uap air menjadi asam asetat dan asam
salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah 1350C.
Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat turunan
dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri),
antipiretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin bersifat antipiretik dan
analgesik karena merupakan kelompok senyawa glikosida. Glikosida adalah senyawa
yang memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida L. Aglikon dalam
salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.
Pada pembuatan aspirin,
reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan turunan asam
karboksilat yang gugus – OH dari karboksilnya diganti dengan
gugus – OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari asam dengan
alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alcohol. Suatu ester asam karboksilat
ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk
alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan asam karboksilat
membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden & Fessenden, 1986). Aspirin dapat disintesis dari asam
salisilat, yaitu dengan mereaksikannya dengan anhidrida asetat, hal ini
dilakukan pertama kali oleh Felix Hofmann dari perusahaan bayer, Jerman
Esterifikasi
berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible.
Anhidrida asam ialah turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus
karboksil dan menghubungkan fragmen-fragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester
terjadi jika asam karboksilat dipanaskan
bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam mineral sebagai katalis. Produksi ester secara
industri dilakukan dengan mereaksikan anhidrida
asam dengan alkohol. Ester yang dibuat dengan cara ini adalah asam asetil salisilat atau yang lebih
dikenal dengan aspirin.
Aspirin dibuat dengan
mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan katalis
H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat adalah asam bifungsional
yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk
lewat kondensasi dua molekul asam karboksilat. Berikut daftar uraian bahan
dalam Praktikum sintesis Aspirin:
1. Acidum
salycilicum (DITJEN POM edisi III, 1979)
Nama IUPAC : Asam 2 hidroksi benzoate
Sinonim : Asam salisilat /
asetosal
Rumus molekul :
C7H6O3
%
unsur penyusun : Tidak
kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0 % C7H6O3 dihitung
terdiri zat yang telah dikeringkan
Titik
lebur :
antara 158o dan 161o
Berat
molekul :
138,12
Bobot
jenis :
1,44
Kelarutan : Sukar
larut dalam air dan benzen mudah larut dalam air mendidih,agak sukar larut
dalam kloroform
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
dalam
praktek :
Sebagai bahan dasar pembuat aspirin
Kegunaan
umum :
Keratolitikum dan antifungi
2. Acidum acetic
anhidrate (DITJEN POM edisi III, 1979)
Nama
Resmi : Acidum
acetic anhidrate
Sinonim : Asam
asetat anhidrat
%
unsur :
(CH3CO) (Mr = 99)
Rumus
molekul :
(CH3CO)2O
Berat
Molekul :
102,09
% unsur
penyususn :
Mengandung tidak kurang dari 95,0 % C4H6O3
Pemerian :
Cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam, mengandung kurang dari 95,0% C4H6O3
Kelarutan
:
Dapat bercampur dengan air, etanol 95%
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Sebagai pelarut
3. Aspirin (DITJEN POM edisi IV,
1995)
Nama
IUPAC :
Acidum acetylsalicylium
Sinonim :
Asam asetilsalisilat
Berat
molekul :
180,16
Pemerian : Hablur
tidak berwarna, atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir
tidak berbau, rasa asam
Kelarutan :
Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, larut
dalam kloroform
Kegunaan
umum : Analgetikum,
antipiretikum
4. Asam sulfat (DITJEN POM edisi
III, 1979)
Nama
resmi :
Acidum sulfaricum
Sinonim :
Asam sulfat
Rumus
molekul
: H2SO4
Berat molekul :
98,07
Berat Jenis :
± 1,84 gr/vol
% unsur
penyusun : Asam
sulfat mengandung tidak dari 95,0% dan tidak lebih dari 98,0% b/b H2SO4
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Sebagai katalisator
III.
METODE
PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum ini,
yaitu Erlenmeyer, Gelas Arloji, Beaker Glass, Pipet Tetes, Pipet Ukur, Corong,
Neraca Analitik, Gelas Ukur, Kertas Saring, dan Penangas.
Bahan yang digunakan dalam Praktikum ini,
yaitu Asam Salisilat, Asam Sulfat
pekat, Asam asetat pekat, dan Aquadest.
Cara Kerja
Asam Salisilat 2.5 gram dimasukkan kedalam
Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 5 ml Asam Asetat dan 3 tetes asam Sulfat.
Lalu, Erlenmeyer digoyang hingga campuran tersebut tercampur. Selanjutnya,
dipanaskan selama 15 menit dengan suhu 50 – 60
.
Setelah itu, campuran tersebut didinginkan dan ditambahkan 37.5 ml Aquadest.
Terakhir, Campuran tersebut diaduk, disaring, dan ditimbang endapannya.

IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
V. asam salisilat = 2.5
g
V. asam asetat glasial
= 5 ml
m. aspirin sintesis =
3.57
Pada reaksi, asam
Salisilat merupakan pereaksi pembatas. Maka, jumlah aspirin yang akan terbentuk
secara teoritis, adalah:
Aspirin adalah senyawa turunan asam
salisilat yang dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi. Asm salisilat
dilarutkan pada anhidraasam asetat sehingga terjadi subtitusi gugus
hidroksi(-OH) pada asam salisilat dengan gugus asetil(OCOCH3) pada
anhidra asetat. Sebagai katalis, digunakan asam sulfat. Reaksi ini akan
menghasilkan aspirin sebagai produk utama dan asam asetat sebagai produk
sampingan. Persamaan reaksi Sintesis aspirin tersebut adalah sebagai berikut:
Pada percobaan yang dilakukan, digunakan
2.5 gram asam salisilat dan 5 ml asam asetat glasial sebagai pereaksi. Sesuai
dengan reaksi dibawah, asam salisilat akan menjadi pereaksi pembatas. Artinya
secara teoritis, jumlah aspirin yang dihasilkan adalah setara dengan jumlah
asam salisilat yang direaksikan. Asam asetat ditambahkan berlebih agar asam
salisilat habis bereaksi. Selain iti, dengan bergesernya kesetimbangan kearah
produk, aspirin yang dihasilkan akan semakin banyak. Untuk mempercepat reaksi
dilakukan pemanasan. Tidak ada penambahan air sebagai pelarut. Hal ini
disebabkan karena glasial asetat akan berikatan dengan air membentuk asam
asetat. Selain itu, asam salisilat dan aspirin sedikit larut dalam air dingin. Pada
akhir reaksi, akan didapatkan aspirin, asam asetat, anhidra asetat, katalis
(asam sulfat), dan asam salisilat yang tidak bereaksi.
Reaksi diatas merupakan reaksi
total dari tahapan reaksi berikut:
Aspirin ini dibuat
dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin yaitu asam salisitat
direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga direaksikan dengan asam
asetat glasial. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat
glasial karena asam asetat glasial ini bersifat murni dan tidak mengandung air
selain itu asam asetat anhidrad juga terbuat dari dua asam asetat glasial sehingga pada pereaksian volumenya
semua digandakan. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air untuk
melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan. Endapan
inilah yang merupakan aspirin. pendinginan
dimaksudkan untuk membentuk kristal, karena ketika suhu dingin, molekul-molekul
aspirin dalam larutan akan bergerak melambat dan pada akhirnya terkumpul
membentuk endapan melalui proses nukleasi (induced nucleation) dan pertumbuhan
partikel mekanismenya adalah sebagai berikut : Anhidrida asetat menyerang H+
Anhidrida asam asetat mengalami resonansi anhidrida asam asetat menyerang gugus
fenol dari asam salisilat H+ terlepas dari –OH dan berikatan dengan
atom O pada anhidrida asam asetat anhidrida asam asetat terputus menjadi asam
asetat dan asam asetilsalisilat (aspirin) H+
akan lepas dari aspirin.
Digunakan anhidrat asetat karena untuk
mencegah adanya air, sebab bila terdapat air maka kristal aspirin akan terurai
kembali menjadi asam salisilat. Adapun fungsi dari penggunaan asam sulfat pekat
yaitu sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi namun tidak ikut
bereaksi.Dilakukan pemanasan untuk menaikkan kelarutan asam salisilat yang
terbentuk sehingga dapat berekasi sempurna.
Prinsip pembuatannya,
yaitu Pembuatan aspirin berdasarkan reaksi asetilasi antara asam salisilat dan
anhidrat asetat dengan menambahkan asam sulfat pekat sebagai katalisator yang
dilanjutkan dengan proses pemanasan untuk mempercepat reaksi serta diikuti
dengan proses pendinginan untuk mempercepat terbentuknya kristal.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa massa
aspirin hasil sintesis adalah 3.57 gram dan persen rendemen ialah 109.6 %.
Daftar pustaka:
Fessenden &
Fessenden. 1986.Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Puteri, R. F. (2013,
April 18). Pembuatan Aspirin.
Retrieved from Scribd:
Wikipedia. (2013, April
18). Aspirin. Retrieved
from Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Aspirin.
Tabroni,Ali.2013. Laporan sintesis aspirin. http://tabroni-ali.blogspot.com/2013/05/laporan-praktikum-sintesis-aspirin.html
Nugraha, Yuda prasetya. 2009.Esterifikasi fenol:Sintesis aspirin.
Furniss, Brian S., et
al., Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry 5th Edition-Revised.
`1989.
Longman Scientific & Technical, Essex, England. (page 135 -151, 236-240).
Ganiswara, S., 1995. Farmakologi dan Terapi. Gaya baru. Jakarta.
Ebel, S., 1992. Obat Sintetik. Edisi V. Institut tehknologi Bandung Press. Bandung.
Reksohadiprodjo, S., 1979. Kuliah dan Praktika Kimis Farmasi
Preparatif. Gunung
Agung.
Yogyakarta.