Monday, 25 November 2013

IDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL



IDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL

I.     Tujuan

1.    Membandingkan bau Etanol dengan Isopropanol hasil oksidasi
2.    Mengamati dan membandingkan bau antara isopropyl alcohol, Butanol, dan Etil Alkohol
3.    Mengamati  dan membandingkan bentuk Endapan antara Propanol, Etanol, dan Butanol
4.    Membandingkan Kecepatan larut Fenol dengan pelarut Aquades dengan Natrium Hidroksida
5.    Mengamati perubahan yang terjadi pada Etil Alkohol, Fenol, dan Asam Salisilat dengan penambahan Besi (III) Klorida
6.    Menguji pH pada Etil Alkohol dengan Fenol

II.  Pendahuluan

Senyawa hidrokarbon sendiri adalah senyawa kimia yang mengandung unsur hidrogen (H) dan karbon (C), atau biasa ditulis sebagai CxHy dengan x adalah jumlah karbon dan y adalah jumlah hydrogen. Berikut bagan skematik klasifikasi Hidrokarbon:

Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh (yakni hidrokarbon berkerangka ikatan C tunggal terbuka). Kelompok senyawa ini sering disebut parafin karena sifatnya yang kurang reaktif. (Parafin berasal dari kata “parum” berarti sedikit, dan “affinis” berarti gabung; atau “parum affinis” yang berarti “berdaya gabung kecil”.) Rumus umum alkana adalah CnH2n+2 (n = 1,2,3,...).  Ikatan antar atom C merupakan ikatan kovalen tunggal. Berikut contoh Alkana dari Molekul Metana: [a] Struktur Lewis; [b] Struktur Ikatan; [c] Bentuk Ruang Molekul; dan [d] Rumus Molekul.

Senyawa turunan Alkana adalah senyawa yang dapat dianggap berasal dari alkana dengan satu atau lebih atom H diganti oleh gugus fungsi tertentu. Dalam hal sifat – sifat kimia, gugus fungsi merupakan pusat reaktifitas. Gugus Fungsi adalah atom atau kelompok atom yang paling menentukan sifat suatu senyawa. Berikut tabel rumus struktur senyawa turunan alkana:


III.   Metode Penelitian

a.       Alat dan Bahan
Alat :
          Tabung reaksi
          Erlenmeyer
          Rak tabung Reaksi
          Pipet tetes
          Kaca arloji
          Stirrer
          Beaker Glass
          Penangas
          Kertas Indikator pH
          Batang Pengaduk

Bahan :
          K2Cr2O7 5%
          H2SO4 pekat
          Etanol
          Propanol
          Isopropil Alkohol
          Asam asetat Glasial
          Isopropanol
          Butanol
          NaOH 6 M
          Iodine
          Aquades (H2O)
          NaOH 2 M
          Fenol
          Etil alcohol
          FeCl3

b.      Prosedur Kerja

-          Oksidasi Alkohol



-          Esterifikasi


-          Tes Iodoform



-          Kelarutan Fenol



-          Identifikasi Alkohol Alifatik dan aromatik



-          Menghitung pH Fenol dan Etil Alkohol



IV.   Hasil dan Pembahasan

a.       Oksidasi Alkohol

Jenis
Analisa Bau
Isopropil
Menyengat

Etoh
Tidak begitu menyengat







                                   Isopropil                                                                               Etanol

b.      Esterifikasi
Jenis
Analisa Bau
Analisa Warna
Etoh
Tidak berbau ester
Bening
Isopropil
Bau ester
Terbentuk 2 lapisan :
-          Bening
-          Merah kecoklatan
Butanol
Bau ester
Terbentuk 2 lapisan :
-          Putih berembun
-          Bening









c.       Tes Iodoform
Jenis
Analisa Endapan
Propanol
Terbentuk endapan kuning
Etanol
Endapan larut. Larutan berwarna bening
Butanol
Terbentuk 2 lapisan :
-          Bening kekuningan
-          Putih keruh


d.      Kelarutan Fenol
Jenis
Analisa Waktu Kelarutan
NaOH
10:01
H2O
11:07



e.       Identifikasi Alkohol Alifatik&Aromatik
FeCl3
Jenis
Analisa Kelarutan
Analisa Warna
Etoh
Larut
Kuning
Fenol
Tidak larut
Teberntuk 2 lapisan berwarna orange
Asam salisilat
Larut
Ungu



f.       Keasaman Fenol
Jenis
pH
Etoh
6
Fenol
5,5

Dari praktikum mengenai oksidasi alkohol ini, dibandingkan analisa bau antara isopropil dengan etoh. Berdasarkan hasil pengamatan, isopropil lebih menyengat daripada etoh.
Untuk esterifikasi, etoh tidak menghasilkan bau ester dan berwarna bening. Sementara isopropil dan butanol tercium bau ester dan terbentuk 2 lapisan warna, pada isopropil terbentuk lapisan warna bening dibagian atas dan merah kecoklatan dibagian bawah, sedangkan pada butanol terbentuk warna putih disertai embun pada bagian tas dan dibagian bawah terbentuk warna bening.
Untuk iodoform terbentuk endapan kuning pada propanol, larutan bening dan larut pada etanol, dan terbentuk 2 lapisan bening dan putih keruh pada butanol. Pada tes iodoform, yang dapat terbentuk endapan kuning ialah alkohol yang mengandung gugus CH3CHOH-R. “R” bisa berupa sebuah atom hidrogen atau sebuah gugus hidrokarbon (misalnya, sebuah gugus alkil). Jika “R” adalah sebuah gugus hidrokarbon, maka dihasilkan alkohol sekunder. Banyak alkohol sekunder yang dapat menghasilkan reaksi triiodometana, tetapi semuanya memiliki sebuah gugus metil terikat pada karbon yang memiliki gugus -OH. Tidak ada alkohol tersier yang bisa mengandung gugus ini karena tidak ada alkohol tersier yang bisa memiliki sebuah atom hidrogen terikat pada karbon yang memiliki gugus -OH. Tidak ada alkohol tersier yang dapat menghasilkan reaksi triiodometana (iodoform).
 Prosesnya :
Zat yang ingin diidentifikasi + NaOH + soliiodi akan muncul endapan berwarna kuning untuk etanol, propanol dan isopropanol.
Untuk kelarutan Fenol dilakukan pada 2 pelarut yang berbeda, yaitu NaOH dan H2O. Fenol dengan pelarut NaOH cenderung lebih cepat larut dibanding dengan H2O, karena fenol memiliki sifat sedikit larut dalam air, sedangkan larutannya dalam air bersifat sebagai asam lemah, karena mengalami oksidasi. Fenol yang dicampur dengan air akan membentuk 2 lapisan : satu lapisan mengandung air (fenolum lequefaktum) dan satu lapisan lain larutan fenol dalam air. Larutan fenol dalam air jika ditetesi NaOH akan membentuk suatu larutan jernih natrium fenolat. Derivatnya seperti parasetamol larut dalam etanol.
Untuk identifikasi alkohol alifatik dan aromatik. Etanol termasuk alkohol alifatik jenuh. Fenol termasuk alkohol aromatik. Pada hasil percobaan diatas fenol yang ditambahkan FeCl3 menghasilkan 2 lapisan berwarna orange, sementara menurut teori akan berwarna ungu. Etanol dan asam salisilat hasil percobaan sudah sesuai dengan teori, yaitu masing-masing berwarna kuning dan ungu.
Untuk keasaman fenol diuji pH nya dan dibandingkan dengan pH etoh. Hasil menunjukkan bahwa fenol jauh lebih asam dibanding etoh, karena fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air. Fenol lebih asam karena ikatan kuat cincin aromatik dengan oksigen sementara ikatan antara oksigen dan hidrogen lebih lemah, dan Gugus –OH pada aromatik (fenol) sulit tersubtitusi dibandingkan gugus –OH pada alkohol.

V.  Kesimpulan
- Isopropil lebih bau daripada etoh pada reaksi oksidasi alkohol
- Isopropil dan butanol tercium bau ester pada reaksi esterifikasi
- Pada tes iodoform yang dapat membentuk endapan kuning adalah alkohol dengan gugus CH3CHOH-R seperti propanol
- Fenol memiliki kelarutan yang sedikit pada H2O sehingga lebih cepat larur pada NaOH
- Etanol termasuk alkohol alifatik jenuh, fenol termasuk alkohol aromatik, sedangkan asam salisilat tergiolong keduanya
- Fenol jauh lebih asam daripada etoh karena dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya, dan karena ikatan kuat cincin aromatik dengan oksigen, serta gugus –OH sulit tersubstitusi

Daftar Pustaka
Hambali, Erliza. 2006. Jarak Pagar. Depok: Penebar Swadaya
Petrucci,dkk. 1998. Kimia dasar prinsip – prinsip dan aplikasi modern. Jakarta: Erlangga
Sutresna,Nana. 2006. KIMIA . Bandung : Grafindo