Laboratorium sebagai sarana
penelitian, eksperimen, pengukuran atau pelatihan ilmiah dilakukan secara
terkendali, memuat berbagai jenis bahan kimia yang relative bersifat bahaya.
Terlebih jika praktikan yang berada didalam Laboratorium, merupakan Mahasiswa
yang belum terlatih, sehingga meningkatkan kecendrungan bahaya dari Bahan kimia
tersebut. Kecendrungan atas bahaya dari bahan kimia yang terdapat didalam Laboratorium
dapat dikurangi jika Praktikan memahami tentang resiko dan keselamatan (risk and safety) dari bahan tersebut
atau biasa disebut dengan MSDS (Material
Safety Data Sheet atau Lembaran Data Keselamatan Bahan). Berikut penulis
akan memaparkan beberapa bahan Kimia yang ada didalam Laboratorium Organik Pusat
Penelitian Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
1. Amonium oksalat monohidrat.
senyawa kimia ini berbentuk serbuk kristal tidak berwarna dengan Rumus molekul C2H7NO5 memiliki berat molekul 125,08 dan Berat jenis (air=1) 1,556 dengan Kelarutan dalam air 4%. Amoniun oksalat monohidrat Sedikit larut dalam alkohol tetapi Tidak larut dalam eter, benzen.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) : Kesehatan 2 | = | Tingkat keparahan tinggi |
Kebakaran 1 | = | Dapat terbakar |
Reaktivitas 0 | = | Tidak reaktif |
Bahaya dalam tubuh atau Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, dan iritasi mata . Organ sasaran jika terdapat dalam tubuh adalah Ginjal, hati, mata, kulit, otak, saraf, membran mukosa .
jika kalian menyentuh atau menghirup bahan ini ada cara untuk mencegah kerusakan fatal dalam tubuh yaitu :
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau deterjen ringan serta air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama kurang lebih 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera lepaskan lensa kontak (jika menggunakannya) dan cuci mata dengan air yang banyak atau garam normal sekurang-kurangnya selama 15 menit, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika korban tidak sadarkan diri, miringkan kepala ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
2. Diklorometana
Diklorometana (DCM) bisa disebut juga metilena klorida adalah senyawa organik dengan rumus kimia CH2Cl2. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna beraroma manis yang banyak digunakan sebagai pelarut. Diklorometana tidak larut sempurna dengan air, tapi dapat larut dengan pelarut organik lainnya. bahan ini digunakan sebagai reagen sebagai analisis, pengetesan makanan, pelarut, dan kromatografi analitik.
iklorometana adalah yang paling
berbahaya pada chlorohydrocarbons yang sederhana, tetapi tidak tanpa risiko
kesehatan sebagai volatilitas tinggi membuat inhalasi akut bahaya.
diklorometana juga metabolised oleh tubuh untuk karbon monoksida berpotensi
menimbulkan keracunan karbon monoksida. akut pemaparan oleh terhirup telah
mengakibatkan optik neuropati dan hepatitis. kontak kulit yang lama dapat
mengakibatkan pelarutan diklorometana beberapa jaringan lemak di kulit,
menyebabkan iritasi kulit atau luka bakar kimia.
3. di-Kalsiumoksalat-monohidrat
kalsium
oksalat(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering
ditemukan. kalsium oksalat adalah ion logam yang membentuk endapan tak
larut Kalsium oksalat monohidrat mempunyai rumus moleku CaC2O4×H2O2
dengan ksp sebesar 32×10-9.
video ini memberi tahu bagaimana cara mencegah bahaya kalsium oksalat dalam tubuh yaitu pada penyakit batu ginjal. |
5.
Disodium Hydrogen Phospate
Disodium Hydrogen Phospate atau di-Natrium Hidrogen Fosfat
memiliki rumus Molekul Na2HPO4 serta memiliki Massa
molekul relative sebesar 141,96 g/mol. Kelarutan dalam air terhadap bahan ini
adalah 77 g/l (20 °C) dan memiliki titik Leleh 250 °C dengan kerapatan sebesar 880 kg/m3, serta ber-pH
8.7-9.3 (10 g/l, H2O, 20 °C). secara
penampakan, bahan ini bersifat padat dengan warna putih. Jika dibaui, tidak
bau. Dan tidak menyala (tidak memiliki titik nyala), sehingga tidak mudah
terbakar serta tidak berlaku batas ledakan bawah maupun atas.
Menurut Peraturan (UE) 1907/2006 terhadap MSDS
di-Natrium Hidrogen Fosfat, bahan ini tidak berbahaya berdasarkan Undang-Undang
Uni Eropa (dalam klasifikasi bahan atau campuran). Sehingga memungkinkan Bahan
ini dapat digunakan sebagai Produk Farmasi, Bahan baku Kosmetik, dan lainnya, dengan
penggunaan yang relevan dari Bahan atau Campuran yang teridentifikasi. Pelabelan
pada bahan ini menunjukkan tidak berbahaya berdasarkan peraturan (EC) No
1272/2008.
Meski, disebut tidak berbahaya, tapi
dalam penggunaannya, diperlukan perangkat pelindung yang biasa digunakan
didalam Laboratorium dan kehati-hatian
demi keselamatan diri. Di-Natrium Hidrogen Fosfat memiliki Efek Iritan
(mengiritasi) sebagai gejala atau efek yang terjadi jika tubuh terkontaminasi
bahan ini secara akut maupun tertunda. Jika bahan tersebut terhirup, maka
segera keluar dan mencari tempat atau udara segar serta hirup. Jika terkena
Kulit, maka bagian tubuh yang terkena dengan bahan tersebut, segera dibilas
dengan air yang banyak serta melepas pakaian (jika ikut terkontaminasi).
Pembilasan dengan air yang banyak juga berlaku jika bahan ini mengenai mata,
serta membuka lebar kelopak mata pada saat pembilasan dan segera hubungi Dokter
Mata (jika diperlukan atau kontaminasi bahan menjadi lebih berbahaya). Jika
bahan ini tertelan, segera beri Minum (paling banyak 2 gelas), lalu Konsultasi
pada Dokter jika menjadi tidak sehat.
Meskipun bukan merupakan bahan yang
mudah terbakar, tapi tidak menutup kemungkinan jika terjadi kebakaran disekitar
bahan dan membakarnya. Untuk memadamkannya, diberikan tindakan pemadaman
kebakaran yang sesuai dengan situasi lokal dan lingkungan sekeliling. Api
ambient yang membakar bahan ini, akan melepaskan uap yang berbahaya dan
menimbulkan oksida fosfor sebagai hasil pembakaran bahan tersebut. Pada saat
memadamkannya, dianjurkan memukul atau menekan kebawah gas/uap/kabut dengan
semprotan air jet. Serta, air tersebut dijaga
agar tidak mengkontaminasi air permukaan atau system air tanah. Petugas atau
orang yang memadamkan dianjurkan menggunakan alat bantu pernapasan SCBA.
Selain kebakaran dan
peng-kontaminasi-an terhadapa praktikan, kecelakaan juga terjadi jika bahan
tersebut tumpah atau bocor. Untuk penyelamatan diri praktikan, segera dievakuasi
atau keluar dari daerah bahaya dengan tidak sedang menghirup debu dari bahan
tersebut. Bahan yang tumpah sebaiknya tidak dibuang kesaluran pembuangan. Setelah
penyelamatan terhadap diri dan lingkungan, penanganan selanjutnya ialah menutup
saluran pembuangan. Kemudian, bahan yang tumpah tersebut dikumpulkan, ikat dan
pompa keluar tumpahan. Lalu, tumpahan tersebut dibuang dalam keadaan kering.
Kemudian, area bekas tumpahan tersebut dibersihkan dan diusahakan agar tidak
meninggalkan sisa meskipun debu.
Agar tidak menimbulkan kecelakaan,
sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan seperti mentaati label tindakan
pencegahan. Selain itu dalam hal penyimpanan, bahan ini harus disimpan dalam
tempat yang tertutup sangat rapat, aman, kering, serta tidak ada pembatasan
suhu penyimpanan.
Agar lebih safety, maka perlu dilakukan pengendalian pemajanan dan
perlindungan diri. Parameter dalam pengendaliannya, yaitu tidak mengandung
bahan-bahan yang mempunyai nilai batas eksposur pekerjaan. Dalam pengendalian
pemajanan (paparan), maka dilakukan tindakan rekayasa untuk menguranginya,
dengan cara mentaati label tindakan pencegahan serta langkah-langkah teknis dan
operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas dalam penggunaan alata
pelindung diri. Dalam tindakan perlindungan individual, praktikan harus
menggunakan pakaian pelindung yang dipilih secara spesifik untuk tempat
bekerja, tergantung jumlah dan konsentrasi bahan berbahaya yang ditangani. Agar
lebih higienis, pakaian yang sudah
terkontaminasi, segera diganti, kemudian mencuci tangan setelah bekerja dengan
bahan ini. Untuk perlindungan pada mata dan wajah, praktikan dianjurkan
menggunakan kacamata-pengaman (goggles).
Tangan praktikan juga harus dilindungi dengan sarung tangan yang berbahan Karet Nitril, tebalnya 0,11 mm, dan
lamanya waktu penggunaan, yaitu lebih dari 480 menit ( spesifikasi tersebut
digunakan pada sarung tangan yang digunakan melindungi tangan dari terkena atau terpercik bahan ini). Sarung tanagan
tersebut harus mengikuti spesifikasi pada EC
Directive 89/686/EEC dan standar
gabungan d EN374. Selain tangan,
pernapasan praktikan harus dilindungi dengan alat perlindungan pernapasan (jika
menghasilkan debu) yang berupa filter (filter yang dianjurkan ialah Filter P 1 (menurut DIN 3181) untuk partikel padat bahan inert). Serta pengendalian
eksposur lingkungan dengan cara tidak membuang ke saluran pembuangan.
di-Natrium Hidrogen Fosfat merupakan
produk yang stabil secara kimiawi dibawah kondisiruangan standar (suhu kamar). Meskipun
bersifat stabil, bahan ini juga memiliki kecendrungan reaksi berbahaya.
Menghasilkan reaksi eksotermis jika bahan ini dicampur dengan Asam Kuat, Antipyrine, dan Acetate. Bahan juga bersifat bahaya pada saat kebakaran
menghasilkan produk hasil peruraian tersebut.
Bahan ini dapat mengiritasi (ringan)
kulit, jika bagaian tubuh tersebut terpapar dalam waktu yang lama. Iritasi
ringan juga terjadi pada mata setelah terpapar denga bahan ini.
Di-Natrium Hidrogen Fosfat, menimbulkan
keracuanan pada ikan, daphnia, hewan tidak bertulang belakang lainnya yang
hidup di dalam air serta mahluk hidup lainnya. Sehingga sangat tidak dianjurkan
jika membuang bahan ini ke lingkungan.
Untuk membuang limbah bahan ini,
harus sesuai dengan petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC serta peraturan local
dan international. Langkah-langkah pembuangannya, yaitu menempatkan kembali
bahan ini pada tempat aslinya (janagn dicampur dengan limbah lainnya), kemudian
tangani wadah kotorseperti produknya sendiri.
Bahan ini tidak hanya ada didalam
Laboratorium, tapi juga ada dalam alat transportasi dalam kegiatan
pengangkutan. Pada pengangkutan bahan ini, tidak diklasifikasi sebagai
berbahaya menrutu peraturan pengangkutan (transportasi jalan, air sungai ,
udara, dan Laut.
6.
Disodium Hydrogen Phosphate Dihydrat
Disodium Hydrogen Phosphate Dihydrat atau
memiliki nama kimia berupa asam Fosfor Garam dinatrium dihidrat dengan rumus
kimianya yaitu Na2HPO4.2H2O. Pada salah satu MSDS, tidak terdapat data tentang
beracunnya bahan ini. Meskipun demikian, pada pengidentifikasian bahaya, bahan
ini memiliki sifat iritan. Bahan ini dapat mengiritasi kulit, mata, dan
pernapasan, jika praktikan lalai dalam menggunakannya.
Penyelamatan pertama jika tubuh
praktikan terkontaminasi bahan ini, yaitu jika terkena pada mata, segera
melepaskan alat lensa mata (bila menggunakan). Kemudian segera bilas mata
dengan air yang banyak selama 15 menit, pada pembilasan boleh menggunakan air dingin. Lalu, segera hubungi Dokter mata,
jika terjadi peng-iritasi-an semakin parah. Kulit Praktikan juga memiliki
kecendrungan terpercik atau terkena bahan ini. Jika terkena atau terpercik,
segera bilas bagian tubuh yang terkena dengan air dan sabun, pada saat
pembilasan diperbolehkan menggunakan air dingin. Lalu, segera menghuungi
dokter, jika terjadi iritasi terhadap kulit praktikan semakin parah. Praktikan
yang tidak sengaja menghirup bahan ini, disarankan untuk segera keluar dan
menghirup udara segar. Tapi, bila tidak bisa bernapas, segera diberi napas
buatan dan jika sulit bernapas, beri oksigen. Kemudian hubungi dokter untuk
mendapatkan tindakan penyelamatan lebih lanjut. Jika bahan ini tertelan, maka
praktikan yang menelan, jangan dipaksa memuntahkannya tanpa arahan dari petugas
medis. Kemudian, jangan memasukkan atau memberikan apapun kedalam mulut korban
yang sedang tidak sadarkan diri. Jika praktikan atau korban menelan terlalu
banyak bahan ini, segera hubungi dokter. Kemudian melonggarkan pakaian, kerah,
dasi, dan gesper ‘si korban’.
Dinatrium Hidrogen Pospat merupakan
bahan yang tidak mudah terbakar. Keterangan berupa Titik nyala, produk hasil
pembakaran bahaya ledakan serta pemberitahuan khusus tentang bahaya ledakan dan
kebaaran tidak tersedia pada MSDS bahan ini (sciencelab.com)
Tindakan terhadap terjainya tumpahan
atau bocornya bahan ini di bagi 2, yaitu penganan pada tumpahan sedikit dan
banyaknya bahan tersebut. Pada tumpahan bahan dalam jumlah sedikit, disarankan
untuk memasukkan atau membuang tumpahan yang bersifat padat kedalam tempat
pembuangan yang sesuai. Kemudian membersihkan permukaan yang terkena tumpahan
tadi dengan cara menyemprotkan air, lalu membuangnya sesuai dengan aturan local
dan regionalitas. Pada tumpahan dalam skala besar, bahan tersebut dibuang menggunakan sekop
kedalam tempat pembuangan yang sesuai. Kemudian membersihkan permukaan yang
terkena tumpahan tadi dengan cara menyemprotkan air. Lalu membuang bekas air
pembersihan melalui system sanitasi.
Pada tahap penyimpanan dan penanganan
terhadap bahan ini, praktikan dilarang menghirup debu dari bahan ini serta bahan
ini ditempatkan atau dihindarkan dari agen pengoksidasi, asam, dan alkali
sebagai tindakan pencegahan. Untuk penyimpanan, bahan ini disimpan didalam
wadah yang rapat, dalam keadaan dingin dengan sirkulasi udara dijaga dengan
baik, higroskopis.
Pada tahap Penaganan terhadap
pemajanan dan perlindungan diri didalam MSDS bahan ini, diterangkan bahwa
pengendalian kelistrikan dilakukan dengan cara menggunakan proses pendekatan.
(maksudnya) Dengan cara menghisap udara dari dalam ruangan melalui ventilasi
atau dengan pengendalian listrik lainnya untuk menjaga udara yang ada dibawah
nilai ambang batas yang disarankan. Jika pada saat pengoperasian menghasilakan
debu, gas, atau kabut, gunakan ventilasi untuk menjaga pemajanan untuk
mengkontaminasi udara yang berada di bawah nilai ambang batas. Untuk
perlindungan diri, praktikan dianjurkan menggunakan googles, jas laboratorium, dan alat pernapasan. Pastikan alat
pernapasan dan sarung tangan yang digunakan telah disetujui atau
ber-sertifikat. Tindakan perlindungan diri pada saat terjadi tumpahan besar,
yaitu menggunakan googles, pakaian
panjang, alat pernapasan, sepatu boots,
dan sarung tangan. Alat pernapasan digunaka untuk mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap diri sendiri dari bahan tersebut. Disarankan, pakaian praktikan
tidak cukup kuat, sehingga disarankan untuk meminta saran dari ahlinya sebelum
menangani bahan ini.
Dinatrium Hidrogen Fosfat memiliki
wujud serbuk putih padat, tanpa ada bau. Massa molekul bahan ini ialah 177.99
g/mol. Memiliki titik leleh sebesar 243°C – 245°C. Selain itu, bahan ini mudah larut dalam air dingin dan
panas.
Produk atau bahan ini bersifat
stabil. Meskipun demikian, bahan ini reaktif teerhadap agen oksidasi, asam dan
alkali. Bahan ini tidak bersifat korosif terhadap kaca. Perhatian khusus
terhadap kereaktifan ialah menjaga agar wadah penyimpanan bahan ini teetutup
rapat karena tidak akur dengan Magnesium, Alkaloid, Antipyrine, Chloral
Hydrat, Logam Asetat, Pyrogallol,
Resorcinol, Asam Mineral kuat, dan asam Organik kuat. Serta bahan ini tidak
bisa ber-polimerisasi.
Informasi Toksikologi bahan ini
menerangkan bahwa, rute masuknya zat, yaitu melalui saluran pernapasan dan pencernaan.
Efek kronis pada manusia, keterangan khusus toksisitas terhadap hewan dan juga
manusia, tidak diterangkan disini (sciencelab.com).
Tapi terdapat efek toksik lainnya pada manusia, yaitu jika praktikan (bahaya) lalai
dalam pekerjaannya, maka dapat mengiritasi kulit, proses penelanan, dan
pernapasan. Serta keterangan khusus efek toksik lainnya pada manusia, yaitu
(efek potensial kesehatan akut) menyebabkan iritasi kulit ringan sehingga
menimbulkan dermatitis (bila terkena terus menerus dan berulang-ulang). (pada mata) Menyebabkan Iritasi ringan. (alat
pernapasan) Menyebabkan system pernapasan iritasi, tapi tidak sampai
meninmbulkan bahaya yang signifikan jika ketika terjadi pemajanan
terkontrol. (alat pencernaan)
Menimbulkan iritasi pada system pencernaan dengan gejala mual, muntah-muntah,
dan diare. Iritasi tersebut memiliki
efek seperti obat pencahar, sehingga lambat diserap. Diharapkan untuk
menurunkan potensi bahaya penelanan bahan ini pada kegiatan Industri.
Bagaimanapun juga, jika jumlah Fosfat yang signifikan akan diserap, sehingga
menimbulkan Hypocalcemia, Hypernatremia, Hyperphosphatemia, dan
kemungkinan mempengaruhi kebiasaan (Hypocalcemi
tetany), system Kardiovaskular, Metabolisme (cairan dan elektrolit
abnormal). Muscoskeletal juga dapat
terjadi.
Informasi Ekologi pada bahan ini,
tidak menerangkan efek toksistas lingkungan serta nilai BOD dan COD. Produk
dari Biodegradasinya, yaitu kemungkinan tidak berbahaya dalam jangaka waktu
sebentar, tapi pada jangka waktu yang lama produk degradasi akan muncul. Jika
dilihat dari segi ke-Toksistas-annya, produk maupun hasil degradasi tidak
beracun. Maka, limbah bahan ini harus dibuang sesuai dengan peraturan Federasi, Negara, dan wilayah lingkungan.
7.
Disodium Oxalate
Di-sodium oxalate memiliki rumus kimia, C2Na2O4, dan
memiliki massa molar sebesar 134 g/mol ini biasa digunakan sebagai reagen untuk
menganalisis. Bahan ini memiliki pictogram dengan lambang bahaya dengan sinyal
peringatan.
Pernyataan berbahayanya, yaitu bahaya
jika ditelan atau mengenai kulit (H302+H312). Pernyataan hati-hati-nya, yaitu P262
yang artinya jangan sampai terkena mata, kulit, atau pakaian. Pada system
pelabelan (67548/EEC atau 1999/45/EC), bahan ini memiliki symbol R-Frasa 21/22 yang artinya berbahaya
jika terken kulit dan jika tertelan. Serta, S-Frasa
24/25 yang artinya jangan sampai terkea kulit dan mata.
Meskipun bahaya bagi tubuh, bahan ini
tidak mudah terbakar. Jika terjadi kebakaran, maka untuk memadamkannya dengan
menggunakan tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi local dan
lingkungan sekeliling. Serta bahan atau campuran ini tidak ada batasan agen
pemadaman yang diberikan. Informasi lebih lanjut tentang pemadaman kebakaran
bahan ini, yaitu jangan membuang air bekas memadamkan kebakaran mengkontaminasi
air permukaan atau sistim air tanah.
Dalam mengani kebocoran atau
tumpahnya bahan ini, petugas (non darurat) yang menangani haruslah mengetahui
tindakan pencegahan pribadi, peralatan pelindung, dan prosedur darurat, yaitu
menghindari kontak langsung dengan bahan, penghisapan debu, serta memastikan
ventilasi memadai. Kemudian mengevakuasi dari daerah bahaya, lalu amati
prosedur darurat, dan segera hubungi ahlinya. Selain tindakan pencegahan
pribadi, terhadap lingkungan juga harus diperhatikan, dengan cara tidak
membuang tumpahan kesaluran pembuangan. Setelah melakukan tindakan pencegahan
terhadap diri dan lingkungan, maka saatnya untuk membersihkan. Caranya dengan
menutup saluran, kemudian bahan yang tumpah atau bocor tersebut dikumpulkan,
diikat, dan dipompa keluar tumpahannya. Kemudian mengamati kemungkinan
pembatasan bahan. Lalu, ambil bahan tersebut dalam keadaan kering, selanjtunya
dibuang ke pembuangan, terakhir membersihkan area yang terkena tadi, tanpa
menimbulkan debu.
Demi menghindari terjadinya tumpah
atau bocor kembali bahan, maka Dinatrium Oksalat harus ditempatkan dalam wadah
tertutup sangat rapat dan kering tanpa ada pembatasan suhu. Tapi, praktikan
atau petugas yang menangani haruslah mentaati label tindakan pencegahan bahan
ini.
Dalam pengendalian pemajanan dan
perlindungan diri, Dinatrium Oksalat tidak mengandung bahan-bahan yang
mempunyai nilai batas eksposur pemajanan. Meskipuntidak memiliki nilai batasa
eksposur pemajanan, diperlukan langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang
sesuai serta harus diprioritaskan dalam penggunaan alat perlindungan diri.
Tindakan dalam perlindungan diri, yaitu pakaian pelindung harus harus dipilih
secara spesifik( daya tahannya harus dipastikan dari masing-masing supplier)
untuk tempat bekerja (tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang
ditangani). Selain perlindungan diri,
praktikan juga harus mengetahui tindakan higienis, yaitu dengan mengganti
pakaian yang terkontaminasi, menggunakan krim pelindung, serta mencucui kaki
dan tangan setelah bekerja dengan bahan ini. Setelah tindakan, praktikan harus
mengetahui alat perlindungan diri, yaitu menggunakan kacamata pengaman ( untuk
perlindungan mata atau wajah) dan sarung tangan yang berbahan Karet Nitril
dengan tebal 0,11 mm( sebagai pelindung tangan yang kontak langsung atau hanya
terpercik bahan). Sebagai perlindungan pernapasan, digunakan jenis filter yang
direkomendasikan, yaitu Filter P 1 (menurut DIN 3181) untuk partikel padat
bahan inert (diperlukan jika bahan ini menghasilkan debu). Pengusaha harus
memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan pengujian perangkat perlindungan
pernapasan telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari pabriknya serta
diperlukan pen-dokumentasi-an dalam tindakan tersebut.
Dinatrium Oksalat memiliki wujud padat
dengan warna putih dan tidak berbau. Bahan ini memiliki titik lebur sebesar
250-270 °C (penguraian); berat jenis
relatifnya 2,27 g/cm3; dan kelaruta dalam air 37 g/l dengan suhu 20°C. sehingga bahan ini bersifat stabil dalam suhu ruangan (20°C).
Walaupun bersifat stabil dalam suhu
ruang, bahan ini dapat mengiritasi mukosa(toksisitas inhalasi akut). Pada mata,
si korban dapat mengalami iritasi dimatanya dan bersifat menyerap (pada
toksisitas kulit akut). Bahan atau campuran ini tidak diklasifikasi-kan sebagai
toksikan dengan target organ khusus serta paparan berulang.
Bahan ini memiliki sifat toksisitas
(derajat racun) terhadap Daphnia dan
binatang tak bertulang belakang yang hidup didalam air (EC50 Daphnia magna : 137 mg/l, yang dihitung
berdasarkan asam bebas). Bahan ini juga memliki BOD 5 sebesar 11%. Sehingga
pelepasan kelingkungan harus dihindarkan. Penilaian PBT/vPvB tidak dilakukan
karena penilaian kemanan bahan kimia tidak diperlukan atau tidak dilakukan.
Karena tidak boleh ‘dibuang’ ke
lingkungan, maka limbah dari bahan ini harus ‘dibuang’ sesuai dengan petunjuk
mengenai limbah 2008/98/EC serta peraturan Nasional dan local lainnya. Serta menempatkan
limbah tersebut pada wadah aslinya, jangan dicampur dengan limbah lainnya.
Kemudian menangani wadah kotor seperti produknya sendiri.
8.
Disodium tetraborat decahydrat
Produk ini bernama Dinatrium
tetraborat dekahidrat, biasa digunakan dalam produk Farmasi dan bahan baku
pembuatan Kosmetik. Tapi, berdasarkan Peraturan (EC) No.1272/2008 (dalam
klasifikasi bahan atau campuran produk ini) menunjukkan bahwa produk ini
memiliki Toksisitas yang menurun dengan kategori 1B, H360FD(artinya yaitu dapat
merusak kesuburan dan membahayakan janin), dengan gambar pelabelan:
Dinatrium
tetraborat dekahidrat merupakan larutan berair dengan rumus molekul Na2B4O7.10H2O
dan memiliki massa molar sebesar 381,32 g/mol. Praktikan yang sedang bekerja menggunakan
bahan ini haruslah mengetahui tindakan pertama pada kecelakaan dengan produk
ini. Jika terhirup, korban atau praktikan segera keluar dan menghirup udara
segar serta segera hubungi dokter. Namun jika terkena kulit, cuci bagian kulit
yang terkena dengan air yang banyak, kemudian melepaskan pakaian yang
terkontaminasi dan segera hubungi Dokter. Bila terkena mata, maka bilas dengan
air yang banyak dengan membuka kelopak mata lebar-lebar, dan segera hubungi
Dokter. Setelah tertelan, korban segera diberi minum air putih (paling banyak 2
gelas), lalu segera periksa ke Dokter. Jika (tubuh) sudah terkontaminasi dengan
bahan ini, maka akan muncul beberapa gejala atau efek terpenting yang berupa
akut maupun tertunda. Gejala – gejala berikut ini muncul untuk senyawa Boron
secara umum, yaitu Penyerapan (bahan) dalam tubuh disertai dengan mual dan
muntah, agitasi, sesak napas, gangguan CNS serta Kardiovaskuler.
Kemungkinan
terjadinya kebakaran terhadap bahan ini tidak signifikan, karena sifat dari
bahan atau campurannya yang tidak mudah terbakar, tapi api ambient dapat
melepaskan gas yang berbahaya. Tapi jika mungkin terjadi, maka cara
pemadamannya disesuaikan dengan situasi dan lingkungan sekeliling, dengan tidak
ada batasan agen pemadaman yang diberikan. Bagi petugas pemadam kebakaran,
haruslah mempersiapkan diri dengan alat perlindungan dan tindakan seperti,
tidak berada di zona berbahaya tanpa peralatan pelindung pernapasan serta
menggunakan pakaian pelindung yang sesuai. Air ‘bekas’ memadamkan api jangan ‘dijaga
atau diatur’ agar tidak mencemari air permukaan tanah atau sistim air tanah.
Selain
kebakaran, kemungkinan yang terjadi ialah terjadinya tumpahan atau kebocoran
pada bahan. Cara menanganinya,yaitu pertama petugas (non darurat) yang
menangani haruslah mengetahui tindakan pencegahan pribadi, peralatan pelindung,
dan prosedur darurat, yaitu menghindari kontak langsung dengan bahan,
penghisapan debu, serta memastikan ventilasi memadai. Kemudian mengevakuasi
dari daerah bahaya, lalu amati prosedur darurat, dan segera hubungi ahlinya.
Kedua, selain tindakan pencegahan pribadi, terhadap lingkungan juga harus
diperhatikan, dengan cara tidak membuang tumpahan kesaluran pembuangan. Ketiga,
setelah melakukan tindakan pencegahan terhadap diri dan lingkungan, maka
saatnya untuk membersihkan. Caranya dengan menutup saluran, kemudian bahan yang
tumpah atau bocor tersebut dikumpulkan, diikat, dan dipompa keluar tumpahannya.
Kemudian mengamati kemungkinan pembatasan bahan. Lalu, ambil bahan tersebut
dalam keadaan kering, selanjtunya dibuang ke pembuangan, terakhir membersihkan
area yang terkena tadi, tanpa menimbulkan debu.
Demi tidak terulanginya kebocoran
maupun tumpahan, maka Dinatrium tetraborat dekahidrat harus ditempatkan pada
wadah yang rapat, kering, dengan keadaan ventilasi yang baik, tanpa adanya
batasan suhu penyimpanan. Kemudian ditempatkan ditempat yang terkunci atau
hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau
kewenangan. Dalam penanganannya, petugas harus menggunakan pakaian pelindung,
jangan menghirup zat atau campuran, serta menaati label tindakan pencegahan. Sebagai
tindakan higienis terhadap bahan ini,
maka petugas segera mengganti pakaian yang telah terkontaminasi tadi, kemudian
gunakan krim pelindung, lalu mencucui tangan dan muka setelah bekerja dengan
bahan ini.
Dinatrium Tetraborat dekahidrat
(1303-96-4) memiliki Nilai Ambang Batas (NIB) sebesar 5 mg/m3.
Pengendalian teknik terhadap bahan ini, yaitu langkah-langkah teknis dan
operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas dalam penggunaan alat
pelindung diri. Alat pelindung diri bagi praktikan, yaitu (pelindung tubuh)
pakaian pelindung yang dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja (tergantung
konsentari dan jumlah bahan yang ditangani); (pelindung mata) kacamata pelindung;
(pelindung tangan) sarung tangan yang berbahan Karet Nitril dengan tebal 0,11
mm (sarung tangan yang digunakan harus mengikuti spesifikasi dari EC directive 89/686/EEC dan standar
gabungan d EN374); serta (pelindung pernapasan) diperlukan jika menghasilkan
debu, Filter P2 (menurut DIN 3181) untuk partikel cair dan padat
bahan berbahaya. Pengusaha harus memastikan bahwa perawatan, pembersihan, dan
pengujian perangkat perlindungan pernapasan telah dilakukan sesuai dengan
petunjuk dari pabriknya serta diperlukan pen-dokumentasi-an dalam tindakan
tersebut. Serta tidak membuang zat atau campuran atau limbah bahan ini ke
saluran pembuangan.
Dinatrium Tetraborat Dekahidrat
memiliki bentuk Kristal berwarna putih tidak berbau, dengan nilai pH 9,2 pada
pada 47 g/l 20 °C. Bahan ini memiliki titik lebur 75 °C tanpa terjadinya peng-kristal-an, serta tidak berlaku pada
nilai titik nyala, koefisien partisi (n-oktanol/air) batas ledakan bawah dan
atas. Bahan ini tidak mudah nyala, dengan Tekanan uap-nya 0,213 hPa pada 20 °C. Kerapatan relative bahan ini ialah 1,71 g/cm3
pada suhu 20 °C dan 51,4 g/l pada suhu 20 °C merupakan nilai kelarutannya dalam air. Bahan ini juga
tidak diklasifikasi-kan mudah meledak dan tidak mudah terbakar serta tidak
memiliki sifat oksidator.
Dinatrium Tetraborat dekahidrat akan
melepaskan Kristal jika dipanaskan, serta
berekasi hebat dengan Zat pengoksidasi kuat, Asam, dan Garam Metalik.
Sehingga bahan ini harus dihindarkan dari pemanasan yang kuat.
Bahan ini juga memiliki toksisitas
oral akut yang dibuktikan pada tikus dengan nilai LD5 0 Tikus, yaitu 2660 mg/kg
(RTECS). Sedangkan pada Toksisitas Pernapasan akut, memiliki tanda-tanda, yaitu
gejala iritasi pada saluran pernapasan. Pada kulit, bahan ini juga bersifat
Toksisitas yang dibuktikan pada Kelinci dengan nilai LD50, yaitu lebih dari
2000 mg/kg (IUCLID), meskipun tidak mengiritasi kulit kelinci tersebut.
Menyebabkan Iritasi ringan pada mata kelinci (IUCLID). Uji pada manusia juga
dilakukan, yaitu dengan cara menempelkan bahan tersebut yang hasilnya Negatif
(IUCLID). Selain pada manusia, bahan ini juga diuji Mutagenisitas Sel Induk Genoksisitas
dalam tabung percobaan melalui Tes Ames dengan hasil Negatif (IUCLID). Bahan
ini membahayakan janin dan dapat merusak kesuburan. Penyerapan melalui saluran
cerna, selaput lendir dapat menimbulkan beberapa gejala (hanya terjadi pada
senyawa Boron seccara umum), yaitu penyerapan diikuti mual, muntah, agitasi
sesak napas, gangguan CNS dan Kardiovaskular, sehingga segera ditangani sesuai
dengan praktik kebersihan dan keselamatan Indutri yang baik.
Dinatrium Tetraborat Dekahidrat dapat
menyebabkan keracunan pada ikan dengan hasil uji pada LD50 Carassius auratus (Ikan emas), menghasilkan 630 mg/l dalam waktu 72
jam (IUCLID). Selain pada Ikan, derajat keracunan bahan ini berlaku juga pada Daphnia (EC50 Daphnia magna) dan hewan tak bertulang belakang (EC5 E. sulcatum) lainnya dengan hasil 1085 –
1402 mg/l selama 48 jam serta 1,3 mg/l dalam waktu 72 jam (senyawa anhidrat)
(IUCLID). Keracunan juga terjadi pada ganggang, melalui uji terhadap IC50 Desmodesmus
subspicatus (ganggang hijau) dengan hasil 158 mg/l selam 96 jam (senyawa
anhidrat) (IUCLID). Serta meracuni juga Bakteri, melalui uji pada Pseudomonas putida dengan hasil 15,8
mg/l selama 16 jam (senyawa anhidrat (IUCLID). Selain efek racun dari bahan ini
terhadap mahluk hidup, juga berlaku pada lingkungan, sehingga dihindari pelepasannya.
Untuk mencegah terbuangnya limbah
kelingkungan, maka hasil sampingan bahan ini harus dibuang sesuai dengan
petunjuk mengenai limbah 2008/98/EC serta peraturan nasioanal dan local
lainnya. Tempatkan limbah pada tempat aslinya, dan jangan dicampurkan dengan
limbah lainnya.
9.
Elsen (II) - sulfid
Elsen (II) – sulfide atau besi (II) sulfide memiliki rumus molekul FeS. Produk atau bahan ini
sangat berbahaya jika tertelan, menyebabkan iritasi jika terkena mata, dan terhirup.
Pertolongan pertama pada kecelakaan
dari bahan ini, yaitu jika terkena mata, segera mengecek dan melepaskan segala
lensa kontak(bila menggunakan). Kemudian segera bilas dengan air (boleh
menggunakan air dingin) selama 15 menit dengan membuka lebar kelopak mata. Jangan
mengguanakan salep mata, segera hubungi Dokter. Meskipun tidak menimbulkan efek
pada kulit, namun jika terkena, segera bilas dengan air selama beberapa menit. Petugas
atau praktikan yang tidak sengaja menghirupnya, korban diizinkan untuk
beristirahat diruangan bervenilasi baik dan segera hubungi Dokter. Jika bahan
tertelan, jangan memaksakan memuntahkannya, namun segera melonggarkan pakaian
‘si korban’ seperti kerah, dasi, atau ikat pinggang. Jika ‘si korban’ tidak
bernapas, maka diberi napas buatan, lalu segera hubungi dokter.
Besi (II) Sulfida merupakan bahan
yang mudah terbakar pada suhu tinggi dan hasil pembakarannya menghasilkan
beberapa logam Oksida. Jika terjadi kebakaran dalam skala kecil untuk
memadamkannya menggunakan bubuk kimia kering. Namun, jika terjadi pada skala
besar, maka memadamkannya menggunakan semprotan air, kabut, atau busa, jangan
memadamkan dengan pancaran air.
Tumpahan dan kebocoran dapat terjadi
dalam laboratorium ketika bekerja dengan bahan ini. Untuk menangani tumpahan
dalam skala kecil, maka gunakan peralatan yang sesuai untuk menempatkan
tumpahan padat kedalam tempat pembuangan limbah yang mudah. Terakhir,
membersihkan dengan air pada permukaan yang terkontaminasi dan membuangnya
sesuai dengan peraturan local. Namun jika tumpahan terjadi pada skala besar,
maka gunakan sekop untuk menempatkan bahan kedalam tempat pembuangan limbah
yang mudah. Kemudian membersihkannya dengan air pada permukaan yang
terkontaminasi dan membuangnya melalui saluran pembuangan. Hati – hati bahwa
bahan ini tidak menghasilkan level konsentrasi diatas Nilai ambang Batas (NAB).
Untuk menghindari terjadinya tumpahan
dan kebocoran lagi, maka diperlukan tindakan pencegahan dengan cara menghindari
dari pemanasan atau sumber api. Serta mengosongkan wadah penyimpanan dari
adanya resiko terdapatnya api, (jika ada) hilangkan residunya didalam lemari
asam. Jangan menghirup debunya. Hindari mata praktikan dari bahan tersebut
dengan menggunakan pelindung mata yang sesuai. Jika praktikan berada dalam
ruangan yang tidak cukup ventilasi, maka gunakan pelindung pernapasan. Bila
merasa tdak nyaman, segera hubungi Dokter dan melihat label petunjuk ketika
terjadi. Serta, menjaga bahan bahan dari bahan yang tidak mempermudah
terbakarnya Besi (II) sulfide seperti agen pengoksidasi dan asam. Untuk
penyimpanan, simpan bahan didalam wadah yang kering, dingin, dan tertutup rapat
serta pada tempat yang berventilasi baik. Bahan yang mudah terbakar seharusnya
ditempatkan jauh dari pemanas ekstra dan agen pengoksidasi kuat.
Untuk mencegah dari paparan bahan
ini, maka praktikan harus mengetahui teknik pengendaliannya, yaitu menggunakan
proses yang tertera pada lampiran ialah adanya ventilasi untuk membuang udara
dalam ruangan. Atau teknik pengendalian lainnya dengan cara menjaga udara
berada dibawah level batas paparan yang direkomendasikan. Jika praktikan
menghasilkan debu, asap, atau kabut, maka gunakan ventilasi untuk menjaga paparan
bahan tersebut mengkontaminasi udara yang berada dibawah batas paparan.
Perlindungan diri juga dilakukan dengan cara mengguanakan Googgless dan Jas Laboratorium. Tapi, jika terjadi paparan dalam
skala besar dari bahan ini maka praktikan harus menggunakan Googles yang menutupi wajah, sepatu
boots, sarung tangan, dan disarankan untuk menggunakan pelindung pakaian yang
tidak terlalu sempit. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada ahlinya,
sebelum menangani bahan ini.
Besi (II) Sulfida memiliki wujud
Kristal padat, dengan massa molekul 87,92 g/mol dan titik leleh 1194 °C. gaya berat bahan ini adalah 4,84 dan sangat sedikit larut
dalam air dingin.
Besi (II) Sulfida merupakan produk
yang stabil. Namun sangat reaktif terhadap Agen pengoksidasi dan asam. Tapi,
bahan ini tidak mengkorosi dengan adanya kaca, meskipun tidak bisa
ber-polimerisasi.
Senyawa ini juga memiliki sifat
toksisitas. Dengan jalur masuknya (kemungkinan) bahan kedalam tubuh, yaitu
mata, pernapasan, dan pencernaan. Bahaya toksisitas lainnya yang membahayakan
manusia, yaitu sangat berbahaya pada ‘penelanan’ dan pernapasan. Kemungkinan
bahaya dalam jangka waktu pendek tidak muncul pada produk degradasi dari bahan
ini. Namun, dalam jangka waktu yang panjang, produk degradsi tersebut muncul.
10. Elsen (III) – Chloride – Hexahydrate
Elsen (III) – Chloride – Hexahydrate atau Besi (III) – Klorida – Heksahidrat, biasa
digunakan dalam produk Farmasi dan bahan baku Kosmetik. Menurut peraturan (EC) No. 1272/2008, bahan ini memiliki
sifat Toksisitas akut kategori 4 pada oral atau mulut, dengan kode keselamatan
H302 yang artinya berbahaya jika tertelan. Selain pada mulut, bahan ini dapat
mengiritasi kulit, termasuk dalam kategori 2 dengan kode keselamatan H315 yang
artinya menyebabkan gangguan pada kulit. Mata juga kemungkinan terkena efek
dari bahan ini, termasuk dalam kategori 1 dengan kode keselamatan H318 yang
artinya menyebabkan kerusakan mata berat. Berdasarkan klasifikasi dalam
peraturan 67/548/EEC atau 1999/45/EC, terdapat symbol Xn yang berarti berbahaya
dengan kode R22 yang berarti berbahaya jika tertelan. Serta symbol Xi yang
berarti Iritasi dengan kode R38-41 yang berarti mengiritasi kulit – (dan)
menimbulkan resiko cedera serius pada mata. Berikut gambar label pictogram
bahaya bahan tersebut:
Dengan kata sinyal berbahaya. Serta
pernyataan hati – hati, yaitu P280 yang artinya gunakan pakaian, sarung tangan
pelindung, pelindung mata dan wajah; P302+P325 yang artinya jika terkena kulit,
maka segera cuci dengan banyak sabun dan air; P305+P351+P358 yang artinya jika
terkena mata, maka segera bilas secara hati – hati dengan air selama beberapa
menit, lepaskan lensa kontak, jika digunakan dan mudah melakukannya, kemudian
lanjutkan membilas; P313 yang artinya segera cari pertolongan medis. Pada
label, tertera symbol S – Frasa dengan
nomor 26-39 yang artinya jika terkena mata, segera bilas dengan air yang banyak
dan segera dapatkan pertolongan medis, serta pakai pelindung mata dan wajah.
Besi
(III) – Klorida – Heksahidrat memiliki rumus molekul FeCl3.6H2O.
bahan ini memiliki massa molar sebesar 270,33 g/mol.
Kemungkinan
terjadinya kecelakaan didalam Laboratorium sangat besar, sehingga praktikan
atau petugas haruslah mengetahui tindakan pertolongannya. Bila praktikan
menghirup bahan ini, maka segera keluar ruangan dan menghrup udara segar.
Setelah kontak dengan kulit, segera cuci bagian tubuh yang terkena tersebut
dengan air yang banyak dan melepaskan pakaian yang terkontaminasi. Jika terkena
mata, segeralah bilas dengan air yang banyak dan segera hubungi Dokter. Bahan
yang tertelan menimbulkan bahaya, untuk penyelamatan ‘si korban’, segera beri
minum air putih (paling banyak 2 gelas) dan segera periksakan ke Dokter. Jika
senyawa ini, maka akan menimbulkan gejala atau efek, yaitu efek Iritan, tidak
enak perut, mual, muntah, gangguan Kardiovaskular, dan resiko cedera serius
pada mata.
Selain
kecelakaan, hal yang memiliki kemungkinan atau kecendrungan terjadi ialah
kebakaran. Pemadaman yang sesuai untuk memadamkan api, yaitu menggunakan
tindakan pemadaman kebakaran yang sesuai untuk situasi local dan lingkungan
sekeliling. Untuk bahan atau campuran dari senyawa ini, tidak ada batasan agen
pemadaman yang diberikan untuk memadamkan kebakaran. Meskipun senyawa ini tidak
mudah terbakar, tapi api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya dan
kebakarannya dapat menyebabkan berevolusi atau menghasilkan gas Hidrogen
klorida. Petugas yang bertugas memadamkan kebakaran, haruslah mengetahui
tindakan yang seharusnya dilakukan, seperti tidak berada di zona berbahaya tanpa
peralatan pelindung pernapasan dan untuk menghindari kontak dengan kulit,
menjaga jarak aman serta menggunaka pakaian pelindung yang sesuai. Petugas yang
memadamkan haruslah menekan kebawah gas/uap/kabut dengan semprotan air jet dan
mencegah air bekas pemadaman, mengkontaminasi air permukaan dan system air
tanah.
Tumpah
dan bocornya wadah penyimpanan bahan juga memiliki kemungkinan terjadi. Sebelum
mengetahui cara membersihkan dan penyimpanan, praktikan atau petugaas haruslah
memahami tindakan pencegahan pribadi. Nasihat untuk personel nondarurat, untuk
menghindari kontak langsung dengan bahan; menghindari terjadinya pembentukan
debu atau jangan menghirup debunya; memastikan ventilasi Laboratorium memadai;
mengevakuasi diri dari daerah bahaya; mengamati prosedur darurat; dan segera
hubungi ahlinya. Tindakan pencegahan kontaminasi pada lingkungan, maka tidak
membuang bekas tumpahan kesaluran pembuangan. Tindakan pembersihan dan
penyimpanan terhadap tumpahan atau kebocoran tersebut, yaitu menutup saluran pembuangan;
kemudian, mengumpulkannya, mengikat, dan memompa keluar tumpahan tersebut; mengamati
kemungkinan pembatasan bahan, yaitu disimpan dalam wadah tertutup sangat rapat,
kering, dan suhu penyimpanan +15 °C hingga
+25°C serta bahan ini bersifat logam atau
baja lunak; mengambil tumpahan tersebut dalam keadaan kering; lalu meneruskan
kepembuangan; terakhir membersihkan area bekas tumpahan tersebut dengan tidak
menimbulkan debu.
Senyawa(7705
– 08 – 0) ini memiliki parameter
pengendalian, yaitu ID OEL memiliki Nilai Ambang Batas sebesar 1 mg/m3,
diekspresikan sebagai Fe (besi). Tindakan rekayasa untuk mengurangi paparan,
yaitu langkah – langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus di
prioritaskan dalam pengunaan alat – alat pelindung diri. Selain langkah teknis
dan operasi kerja, praktikan haruslah mengetahui tindakan perlindungn diri
seperti, memilih pakaian pelindung secara spesifik untuk tempat kerja sesuai
dengan konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani, segera mengganti
pakaia yang terkontaminasi, menggunakan krim pelindung kulit, mencuci tangan dan
muka setelah bekerja dengan bahan tersebut, menggunakan googles yang sesuai,
menggunakan sarung tangan yang berbaha karet Nitril dengan tebal 0,11 mm
(sarung tangan yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC directive 89/686/EEC dan stendar
gabungan d EN374), dan menggunakan
alat pelindung pernapasan yang direkomendasikan, ialah Filter B – P2 (jika
dihasilkan debu).
Senyawa
ini memiliki wujud padat berwaran coklat sawo dengan bau klor. Bahan ini
memiliki titik lebur 37 °C, dan titik didih yang tidak
berlaku. Senyawa ini tidak memiliki titik nyala serta tidak berlakunya batas
ledakan bawah dan atas, sehingga tidak mudah terbakar. Kelarutan dalam air
bahan ini adalah 920 g/l pada suhu 20 °C. Senyawa
ini memiliki koefisien partisi (n – oktanol/air) yaitu Iog Pow sebesar -4 pada
suhu 24°C, pedoman pengujiannya ialah OECD
107 (senyawa anhidrat), diperkirakan tidak ada potensi bioakumulasi.
Meskipun
tidak mudah terbakar, bahan ini berisiko meledak dengan Logam Basa dan Etilen
oksida. Namun demikian, produk ini stabil secara kimiawi dibawah kondisi
ruangan standar (suhu kamar). Tapi, produk ini harus dihindarkan dari pemanasan
kuat dan paparan pada kelembaban.
Senyawa
ini memiliki Sifat Toksisitas pada mulut yang telah diuji pada Tikus dengan
LD50 menghasilkan tingkat toksik sebesar 316 mg/kg (senyawa anhidrat) (RTECS)
dan LDLO tikus sebesar 900 mg/kg (RTECS), dengan gejala Mual, muntah, dan tidak
enak perut. Tingkat toksisitas pada pernapsan akut dengan tanda – tanda, yaitu iritasi
mukosa. Senyawa ini juga menyebabkan iritasi atau gangguan pada kulit yang
telah diuji pada kelinci (tidak tersedia data secara numeric) (senyawa
anhidrat) (IUCLID). Selain pada kulit, bahan ini juga mengiritasi parah mata
yang telah diujikan pada kelinci (tidak ada data numeric) (senyawa anhidrat)
(IUCLID), sehingga dapat disimpulkan bahwa, senyawa ini mempunyai resiko cedera
serius pada mata dan menyebabkan kerusakan berat pada mata. Melalui tes ames
untuk membuktikan adanya genotoksisikas dalam tabung percobaan dengan hasil
negative (senyawa anhidrat) (IUCLID). Bahan atau campuran dari senyawa ini
tidakk diklasifikasikan sebagai toksikan dengan organ target khusus atau
paparan tunggal/berulang. Setelah terjadi penyerapan dengan jumlah besar, akan
menimbulkan gangguan Kardiovaskular, efek toksik pada hati dan ginjal.
Tingkat
toksisitas senyawa ini tidak hanya terjadi pada manusia, tapi juga mahluk hidup
lainnya. Tingkat keracunan atau toksisitas pada LC50 Pimepales promelas sebesa 22 mg/l selam 96 jam (senyawa anhidrat),
berdasarkan database ECOTOX. Derajat racun bagi Daphnia dan binatang tak bertulang belakang lainnya yang hidup
dalam air, yaitu dengan EC50 Daphnia
magna, sebesar 9,6 mg/l selam 48 jam (senyawa anhidrat), berdasrkan
database ECOTOX. Produk ini bereaksi dengan air dengan menghasilkan asam
hidroklorida, sehingga pelepasannya kelingkungan harus dihindarkan.
Karena
hal tersebut maka, limbah dari produk ini harus dibuang sesuai dengan petunjuk
mengenai limbah 2008/98/EC serta peraturan nasional dan local lainnya. Menempatkan
limbah pada tempat aslinya, dengan tidak mencampurkan dengan limbah lainnya.
Referensi:
http://www.merckmillipore.com/indonesia/chemicals/di-sodium-hydrogen-phosphate-dihydrate/MDA_CHEM-119753/p_LrWb.s1LYV0AAAEWqOAfVhTl?attachments=MSDS
(diakses pada tanggal 4 september 2013, pukul 21.28)
http://www.merckmillipore.com/indonesia/chemicals/di-sodium-hydrogen-phosphate-dihydrate/MDA_CHEM-119753/p_LrWb.s1LYV0AAAEWqOAfVhTl
(diakses pada tanggal 2 september 2013, pukul 21.29)
http://www.merckmillipore.co.id/indonesia/food-analytics/di-sodium-oksalat/MDA_CHEM-106557/p_KVeb.s1LGu4AAAEWf8kfVhTm
(diakses pada tanggal 2 September 2013, pukul 21.35)
http://www.merckmillipore.com/indonesia/chemicals/di-sodium-tetraborat-dekahidrat/MDA_CHEM-106303/p_HtOb.s1L150AAAEWIuEfVhTl
(diakses pada tanggal 3 September 2013, pukul 20.45)
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924058 ( diakses pada tanggal 2 September
2013, pukul 21.41)
http://www.merckmillipore.com/indonesia/chemicals/besiiii-klorida-heksahidrat/MDA_CHEM-103814/p_opSb.s1LNpEAAAEWIeEfVhTl
(diakses pada tanggal 2 September 2013, pukul 21.47)
No comments:
Post a Comment