A. Tujuan
untuk
memurnikan bensin.
B. Kajian Pustaka
Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destilasi dilakukan dengan
memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali agar
menjadi cairan dengan bantuan kondensor. Dalam proses destilasi, suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan. Dalam destilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap
dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bentuk cairan, zat yang
memiliki titik didih rendah akan menguap lebih dulu (Anwar, 1994).
Destilasi dilaksanakan dalam praktek menurut salah satu atau lebih/dua
metode utama. Metode pertama didasarkan atas pembuatan uap dengan mendidihkan
campuran zat cair yang akan dipisahkan dan mengembunkan (kondensasi) uap tanpa
ada zat cair yang kembali kedalam bejana didih. Jadi tidak ada refluks. Metode
kedua didasarkan atas pengembalian sebagian dari kondensat ke bejana didih
dalam suatu kondisi tertentu, sehingga zat cair yang dikembalikan ini mengalami
kontak akrab dengan uap yang mengalir keatas menuju kondensor (Harjadi, 1990).
Pengaruh zat pengotor pada titik didih sangat bergantung pada sifat zat
pengotor, sehingga akan dijumpai pengaruh yang besar bila residu yang volatile
masih tetap ada. Umumnya, sejumlah kecil zat pengotor akan memberikan pengaruh
yang kecil pada titik didih jika dibandingkan pengaruhnya terhadap titik leleh.
Dengan demikian, titik didih tidak memberikan arti yang sama seperti titik
leleh untuk karakterisasi bahan-bahan dan kemurniannya (Brady, 1999)
Alkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi
biasanya masih mengandung gas-gas antara lain CO2 (yang ditimbulkan dari
pengubahan glucose menjadi ethanol/bio-ethanol) dan aldehyde yang perlu
dibersihkan. Gas CO2 pada hasil fermentasi tersebut biasanya mencapai 35 persen
volume, sehingga untuk memperoleh ethanol/bio-ethanol yang berkualitas baik,
ethanol/bio-ethanol tersebut harus dibersihkan dari gas tersebut. Untuk
memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95% agar dapat dipergunakan
sebagai bahan bakar, alcohol hasil fermentasi yang mempunyai kemurnian sekitar
40% tadi harus melewati proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan air
dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian
diembunkan kembali (Nurdyastuti, 2006).
Dalam proses secara fisika, yaitu metode
redestilasi adalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada
perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu destilasi, kemudian campuran
didestilasi. Minyak yang dihasilkan akan terlihat lebih jernih. Hasil
penyulingan ulang terhadap minyak nilam dengan metode redestilasi, ternyata
dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) dari 4 % menjadi 83,4 %, dan
menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm (Hernani dan Marwati,
2006)
Daun dan ranting nilam yang telah dikeringkan,
kemudian dibawa ke Laboratorium Proses Balai TeknologiLingkungan BPPT di
PUSPIPTEK Serpong Tangerang. Penyulingan dilakukan dengan seperangkat alat
suling skala laboratorium, kapasitas 2 kg bahan kering. Daun nilam kering dipisahkan dari ranting-ranting kering. Penyulingan
dilakukan untuk daun dan ranting secara terpisah. . Cara penyulingan adalah dengan
air yaitu bahan daun nilam direbus dengan air di dalam ketel penyulingan. Uap air yang terbentuk akan mengandung minyak
nilam. Uap-tersebut kemudian dialirkan melalui sebuah pipa yang berhubungan
dengan kondensor (pendingin), sehingga uap akan berubah menjadi air kembali.
Pemisahan air dan minyak dilakukan di bak pemisah (Titin, 2006).
B. Alat dan
Bahan
·
Alat
Adapun alat yang digunakan
dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Seperangkat
alat destilasi
2. Gelas ukur
3. Thermometer
4. Gelas kimia
·
Bahan
Adapun bahan yang dipergunakan
dalam percobaan ini yaitu:
1. Bensin
2. Batu didih
C. Prosedur kerja
·
Dimasukkan dalam labu alas
bulat Ditutup dengan penyumbat yang telah dipasang termometer
·
Diatur
aluran air pendingin pada kondensor hingga mengalir normal
·
Dinyalakan pemanas (elektromantel)
·
Diamati perubahan suhu hingga
konstan (tidak lebih dari 70oC).
·
Dihitung volume destilat
·
Dihitung efisiensinya
E. Hasil Pengamatan
Volume awal bensin : 75 mL
Volume destilat : 14,3 mL
Efisiensi = 19,07 x 100%
= 19,07%
D. Pembahasan
Destilasi
digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan perbedaan
titik didih cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah
zat murni. Kemudian uap ini didinginkan. Pada pendinginan ini, uap mengembun
menjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat dapat digunakan untuk
memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut
Bensin
mengandung energi kimia. Energi ini diubah menjadi energi panas melalui proses
pembakaran (oksidasi) dengan udara didalam mesin atau motor bakar. Energi panas
ini meningkatkan temperatur dan tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan
tinggi tersebut berekspansi
melawan mekanisme-mekanisme mesin.
Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia CnH2n+2, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan Cn. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hydrogen dan karbon saling terikat satu dengan lainya sehingga membentuk rantai.
Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia CnH2n+2, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan Cn. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hydrogen dan karbon saling terikat satu dengan lainya sehingga membentuk rantai.
Molekul
hidrokarbon sengan panjang yang berbeda memiliki sifat dan kelakuan berbeda
pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”, bertambahnya atom C dalam
rantai tersebut membuatnya semakin “berat”. Empat molekul pertama hidrokarbon
adalah metana, etana, propane dan butana. Pada temperature dan tekanan kamar,
keempatnya berwujud gas dengan titik didih masing-masing -107oC ,
-67oC, -43oC, dan -18oC. Berikutnya dari C5
sampai C18 berwujud cair dan mulai dari C19 keatas berwujud padat.
Tujuan pada
percobaan kali ini yaitu untuk memurnikan bensin dengan menggunakan metode
destilasi. Sedangkan jenis bensin yang akan didestilasi adalah Premium (RON
88) yaitu bahan bakar
minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut
akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya
adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil,
sepeda motor, motor tempel dan lain-lain.
Pada proses
destilasi yang dilakukan, didalam labu alas bulat yang telah diisi dengan
bensin sebanyak 75 mL ditambahkan batu didih dengan tujuan agar panas yang
diberikan oleh elektromantel dapat merata. Destilasi dilakukan sampai pada suhu
70o dan setelah sampai pada suhu ini, destilasi dihentikan karena
telah mencapai titik didih bensin. Dengan demikian volume destilat yang
diperoleh adalah sebanyak 14,3 mL sehingga efisiensi yang diperoleh adalah
19,07%. Artinya bensin yang bervolume 75 mL mengandung bensin murni sebanyak
19,07% dan sisanya adalah pengotor dan zat warna. Pengaruh zat
pengotor pada titik didih sangat bergantung pada sifat zat pengotor, sehingga
akan dijumpai pengaruh yang besar bila residu yang volatile masih tetap ada.
Sebaiknya penambahan zat yang mempunyai titik didih sama tidak memberikan
pengaruh apapun. Umumnya, sejumlah kecil zat pengotor akan memberikan pengaruh
yang kecil pada titik didih jika dibandingkan pengaruhnya terhadap titik leleh.
Dengan demikian, titik didih tidak memberikan arti yang sama seperti titik
leleh untuk karakterisasi bahan-bahan dan kriteria kemurniannya
Titik didih
biasanya merupakan kisaran suhu pendidihan yang diamati pada destilasi terhadap
suatu zat. Pada proses ini, penyimpangan dari hasil yang sebenarnya dapat
terjadi karena adanya pemanasan yang berlebihan (superheating) dan kesalahan
dalam meletakkan alat (misalnya pada penempatan termometer yang digunakan tidak
pada posisi yang benar). Sumber kesalahn yang lain adalah bila koreksi
termometer tidak diperhatikan atau tekanan tidak diukur dengan teliti (misalnya
pada keadaan vakum manometer memberikan indikasi yang salah), akibat hasil
titik didih yang sama
Tetapi titik
didih bensin yang sebenarnya adalah 30-180oC, sehingga dalam
percobaan yang dilakukan bisa dikatakan masih masih jauh dari hasil yang
diinginkan.
Keuntungan dari
distilasi yaitu tidak memerlukan komponen tambahan untuk mempengaruhi
pemisahan. Akan terlihat nanti bahwa banyak proses pemisahan komponen lainnya,
yang kemudian harus dihilangkan dalam langkah pemisahan berikutnya. Suhu dan
volume bahan yang dididihkan tergantung pada tekanan. Mungkin digunakan tekanan
tinggi untuk memperkecil volume dan atau menaikkan suhu untuk mempermudah
pengembunan, mungkin diperlukan tekanan rendah untuk menurunkan titik didih
dibawah titik dekomposisi thermal.Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik
didih yang tinggi. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
F F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa teknik destilasi merupakan salah satu teknik
pemurnian larutan (zat cair) yang bekerja berdasarkan perbedaan titik didih.
Efisiensi yang diperoleh dari destilasi bensin adalah 19,07%.
No comments:
Post a Comment