I. Tujuan
1. Mempelajari sifat-sifat kelarutan senyawa organik.
2. Membandingkan tingkat kelarutan suatu senyawa terhadap beberapa pelarut.
3. Dapat menentukan senyawa tersebut bersifat
basa kuat (amina), asam lemah (fenol),
asam kuat (asam karboksilat), atau zat netral (aldehid, keton, alcohol, aster, atau eter).
II. Dasar teori
Senyawa
organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat,
dan oksida karbon. Studi
mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Di antara beberapa golongan
senyawaan organik adalah senyawa alifatik,
rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya;hidrokarbon aromatik,
senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin benzena;
senyawa
heterosiklik yang mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur
cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus
berulang (Siregar, 2012).
Kelarutan
adalah kadar jenuh solute dalam sejumlah solven pada suhu tertentu yang
menunjukkan bahwa interaksi spontan satu atau lebih solute atau solven telah
terjadi dan membentuk dispersi molekuler yang homogeni. Kelarutan suatu zat
(solute) dalam solven tertentu digambarkan sebagai like dissolves like senyawa
atau zat yang strukturnya menyerupai akan saling melarutkan, yang penjabarannya
didasarkan atas polaritas antara solven dan solute yang dinyatakan dengan
tetapan dielektrikum, atau momen dipole, ikatan hydrogen, ikatan van der waals (London) atau
ikatan elektrostatik yang lain (Anonim, 2012).
Kelarutan
sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu dari momen
dipolnya. Namun Hildebrand membukti bahwa pertimbangan tentang dipol momen saja
tidak cukup untuk menerangkan kelarutan zat polar dalam air. Kemampuan zat
terlarut membentuk ikatan hidrogen lebih merupakan faktor yang jauh lebih
berpengaruh dibandingkan dengan polaritas. Air melarutkan fenol, alkohol,
aldehida, keton, dll yang mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk
ikatan hidrogen dalam air. Pelarut non
polar tidak dapat mengurangi gaya tarik-menarik antara ion-ion
elektrolit kuat dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah.
Pelarut juga tidak dapat memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit yang
berionisasi lemah karena pelarut non polar termasuk dalam golongan pelarut
aprotik dan tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh
karena itu zat terlarut ionik dan polar tidak larut atau hanya dapat larut
sedikit dalam pelarut nonpolar. Maka, minyak dan lemak larut dalam benzen,
tetrakloroda dan minyak mineral. Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam
pelarut nonpolar (Martin, 1993).
Dengan tes
kelarutan, dapat ditentukan apakah senyawa tersebut bersifat basa kuat (amina),
asam lemah (fenol), asam kuat (asam karboksilat), atau zat netral (aldehid,
keton, alcohol, aster, atau eter). Pelarut yang digunakan dalam tes kelarutan
ini adalah HCl 5%, NaOH 5%, NaHCO3 5%, H2SO4 pekat,
air dan pelarut-pelarut
organic. Kelarutan masing-masing zat dapat dilihat dalam table :
III. Alat dan Bahan
Alat :
·
Tabung
reaksi.
·
Rak tabung.
·
Pipet tetes.
·
Spatula.
Bahan :
·
NaOH 5%.
·
HCL 5 %.
·
Zat unknown
(A,B,C,D,E,F,G,H,I)
·
NaHCO3
5%.
·
H2SO4
IV. Cara Kerja
Data Hasil Percobaan
Sampel A + Aquades = Netral (larut)
Sampel B + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Netral (larut)
Sampel C + Aquades = Netral (larut)
Sampel D + Aquades = Netral (larut)
Sampel E + Aquades = Netral (larut)
Sampel F + Aquades = netral (larut)
Sampel G + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = larut
+ NaHCO3 5% = Asam karboksilat ( larut)
Sampel H + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )
Sampel I + Aquades = tidak larut
+ NaOH 5% = tidak larut
+ HCl 5% = tidak larut
+ H2SO4 pekat = Inert ( Tidak Larut )
PEMBAHASAN
Senyawa organik merupakan senyawa yang memiliki atom karbon sebagai salah satu unsur yang menyusun senyawanya kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Penggunaan senyawa organik itu sendiri telah banyak digunakan dalam laboratorium, dan kehidupan sehari-hari pun kerap dipakai untuk keperluan manusia, sebagai contoh penggunaan cuka atau asam asetat dalam bahan tambahan makanan, karbohidrat yang berupa sukrosa sebagai gula pemanis makanan dan minuman. Namun kebanyakan senyawa organik ditemui dalam bentuk padatan, dan juga beberapa diantaranya berupa cairan. Senyawa organik banyak digunakan dalam bentuk larutan, yaitu campuran pelarut dan terlarut.
Percobaan uji kelarutan senyawa organik, praktikan harus menentukan apakah zat unknown yang diberikan adalah senyawa netral (alkena, alkuna, alcohol, keton, amida, aldehida, ester dan eter) dan senyawa inert (alkana, alkil halide, atau senyawa aromatik).
Dari hasil percobaan dapat diketahui sampel A,C,D,E,F adalah senyawa Netral dan sampel G adalah Asam karboksilat dan sampel B, H ,dan I adalah senyawa inert
VI . KESIMPULAN
Sampel A adalah dietil eter
Sampel B adalah nheksana
Sampel C adalah isopropil Alkohol
Sampel D adalah Aseton
Sampel E adalah Fenol
Sampel F adalah Formaldehid
Sampel G adalah Asam Asetat
Sampel H adalah toulena
Sampel I adalah etilen diain
VII. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi ketiga. Jilid 1. Jakarta :
Erlangga
Hadiat, dkk.
2004. Kamus Sains. Jakarta : Balai Pustaka
Nurbayti, Siti.
2006. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : Fakultas Sains dan
Teknologi UIN
Syarif Hidayatullah
No comments:
Post a Comment