Tuesday 24 December 2013

ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER



ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
Senin, 2 Desember 2013

I.     Tujuan

1.      Mempelajari sifat-sifat fisika (kelarutan, keasamaan, dan aroma) asam karboksilat
2.      Membuat berbagai jenis ester dan mengetahui aromanya
3.      Mempelajari reaksi saponifikasi

II.  Latar Belakang

Asam karboksilat secara struktur menyerupai aldehida dan keton karena mengandung gugus karbonil. Perbedaannya adalah pada asam karboksilat terdapat gugus hidroksil yang terikat pada karbon karbonil. Hal ini menyebabkan sifatnya yang spesifik, yaitu sebagai asam.
Asam karboksilat tergolong asam lemah karena hanya sedikit terionisasi dalam air. Pada saat kesetimbangan, sebagian besar asam berada dalam bentuk molekul yang tidak terionisasi. Konstanta disosiasi, Ka, asam karboksilat, dimana R sebagai gugus alkil, adalah 10-5 atau kurang.


Kelarutan dalam air tergantung dari panjang dan besarnya ukuran gugus R. Hanya asam dengan berat molekul rendah (hingga empat karbon) yang sangat larut dalam air.
Meskipun termasuk asam lemah, asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa lebih kuat dibandingkan air. Sehingga meski asam benzoat mempunyai kelarutan yang kecil dalam air, asam benzoat dapat bereaksi dengan natrium hidroksida membentuk garam natrium benzoat yang mudah larut.


Natrium karbonat dan natrium bikarbonat juga dapat menetralkan asam karboksilat
Reaksi asam karboksilat dengan alkohol menghasilkan ester, jika air yang dihasilkan dieliminasi. Pembentukkan ester adalah reaksi kesetimbangan yang dikatalis oleh asam. Reaksi esterifikasi biasanya memberikan hasil 60-70%. Reaksinya merupakan proses reversibel.

Reaksi ester dengan air disebut reaksi hidrolisis, menghasilkan asam karboksilat dan alkohol. Sedangkan reaksi ester dengan suatu basa disebut reaksi saponifikasi, menghasilkan alkohol dan garam karboksilat.



Perbedaan utama antara asam karboksilat dan ester adalah aromanya. Asam karboksilat mempunyai aroma yang tidak enak, sedangkan ester mempunyai aroma yang menyenangkan. Ester sering kali digunakan sebagai flavouring agents, misalnya ester etil butirat yang mempunyai aroma buah nanas.
Hanya asam karboksilat dengan berat molekul rendah yang mempunyai bau pada temperatur kamar, karena asam karboksilat dengan berat molekul tinggi berbentuk padat dan membentuk ikatan hidrogen yang sangat kuat dengan tekanan uap rendah. Sehingga hanya sedikit molekul yang tercium oleh hidung kita.
Ester tidak membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya, ester berbentuk cairan pada temperatur kamar meskipun berat molekulnya tinggi. Sehingga ester mempunyai tekanan uap yang besar dan banyak molekulnya yang tercium oleh hidung kita dan memberikan aroma.

III.   Alat dan Bahan

Alat :          -  Tabung reaksi
-       Pipet tetes
-       Batang pengaduk
-       Pemanas listrik
-       Kaca arloji
-       Gelas piala
-       Gelas ukur
-       Termometer

Bahan :       -   Asam asetat
-       NaOH 2M
-       Etanol
-       Asam salisilat
-       Metil salisilat
-       Asam benzoat
-       HCl 2M
-       Isoamil alkohol
-       Metanol
-       H2SO4
 
IV.   Prosedur Kerja

A.    Asam Karboksilat dan Garamnya




B.     Esterifikasi
1.

2.


C.     Saponifikasi



V.  Hasil dan Pembahasan

A.    Asam Karboksilat dan garamnya
Perlakuan
Pengamatan
+ 2ml aquades
+ 10 tetes CH3COOH
Bau cuka
Diuji pH-nya
pH asam
+ 1ml NaOH 2M, dikocok
Tidak berbau
pH basa
+ 9 tetes HCl 3M
Tercium bau cuka lagi

B.     Esterifikasi

Perlakuan
Pengamatan
+ 10 tetes as.asetat
+ 10 tetes etanol
+ 5 tetes H2SO4
Dipanaskan 15 menit
Didinginkan + 2ml aquades
Pipet bagian atas dan dimasukkan ke dalam arloji
Bau tembakau
+ 10 tetes as.asetat
+ 10 tetes butanol
+ 5 tetes H2SO4
Dipanaskan 15 menit
Didinginkan + 2ml aquades
Pipet bagian atas dan dimasukkan ke dalam arloji
Bau spidol
+ 10 tetes as.salisilat
+ 10 tetes metanol
+ 5 tetes H2SO4
Dipanaskan 15 menit
Didinginkan + 2ml aquades
Pipet bagian atas dan dimasukkan ke dalam arloji
Bau mint


Perlakuan
Pengamatan
0,1g as.benzoat
+ 2ml air
Tidak berbau dan tidak larut
+ 1ml NaOH 3M digoyangkan
Larut
+ HCl 3M
Penambahan HCl dilakukan 26 tetes supaya menjadi asam dan tidak berbau

C.     Saponifikasi
Perlakuan
Pengamatan
10 tetes metil salisilat
+ 5ml NaOH 6M
Terbentuk endapan putih
Dipanaskan dalam air mendidih 30 menit
Endapan larut dan terbentuk larutan berwarna kuning
Didinginkan+ HCl 6M
Penambahan HCl dilakukan sebanyak 4ml hingga pH-nya asam
Diuji kertas lakmus
Lakmus biru berubah menjadi merah

Dari praktikum minggu ini mengenai asam karboksilat dan ester, praktikan dapat memepelajari kelarutan, keasamaan, dan aroma asam karboksilat, membuat berbagai jenis ester dan mengetahui aromanya, dan mempelajari reaksi saponifikasi.

Percobaan pertama pengujian senyawa asam karboksilat yaitu menggunakan asam asetat dan aquades. Dari hasil pengamatan ini tercium bau cuka, kemudian ketika ditambahkan 1ml NaOH sudah tidak tercium bau cuka dan pH menjadi basa. Kemudian dilakukan penambahan asam hingga tercium kembali bau cuka, yaitu dengan penambahan 9 tetes HCl.

Percobaan kedua yaitu esterifikasi, menggunakan asam asetat + etanol, asam asetat + butanol, dan asam salisilat + metanol masing-masing 10 tetes dan dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian kedalam masing-masing tabung ditambahkan 5 ml H2SO4, penambahan asam sulfat ini berfungsi sebagai katalis asam dan juga berfungsi sebagai sumber proton untuk terjadinya protonasi terhadap atom oksigen pada gugus karbonil.Selanjutnya dipanaskan 15 menit, setelah itu ditambah 2ml aquades. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tabung pertama tercium bau seperti tembakau, tabung kedua tercium bau spidol, dan tabung ketiga tercium bau mint. Hasil reaksi penambahan asam asetat dengan etanol dan butanol, sebagai berikut :
C2H5OH + CH3COOH          Katalis ---->        CH3COOCH3CH2 + H2O
C4H9OH + CH3COOH          Katalis ---->        CH3COOC4H9 + H2O

Percobaan ketiga uji kelarutan menggunakan 1 gram asam benzoat dan 2ml aquades. Dari hasil pengamatan tidak larut dan tidak tercium bau. Asam karboksilat tidak dapat larut dengan air tetapi dapat larut dalam basa, hal ini ditunjukkan ketika dilakukan penambahan 1ml NaOH. Asam karboksilat yang bereaksi dengan basa kuat akan membentuk garam yang dapat larut (proses saponifikasi). Reaksi yang menyertainya adalah reaksi penetralan karena menghasilkan garam dan air. Pembentukan garam juga dibuktikan pula dengan penambahan HCl untuk memberikan suasana asam dan tidak berbau.

Percobaan keempat yaitu saponifikasi, menggunakan 10 tetes metil salisilat + 5ml NaOH 6M yang menghasilkan endapan putih. Kemudian dipanaskan sampai endapan larut dan ditambahkan HCl hingga pH-nya asam. Penambahan HCl berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi dan juga karena hasil mula-mula dari reaksi saponifikasi adalah berupa karboksilat, dengan adanya penambahan HCl ini karboksilat diubah menjadi asam karboksilat.

VI.   Kesimpulan
-          Asam karboksilat tidak larut dalam aquades, tetapi larut dalam basa kuat, seperti NaOH
-          Penambahan asam asetat dan etanol menghasilkan bau seperti tembakau
-          Penambahan asam asetat dan butanol menghasilkan bau seperti spidol
-          Penambahan asam salisilat dan metanol menghasilkan bau mint
-          Penambahan HCl pada saponifikasi berfungsi untuk mengetahui banyaknya NaOH yang tersisa dalam proses saponifikasi

VII.Daftar Pustaka

No comments:

Post a Comment