Saturday 28 December 2013

IDENTIFIKASI SENYAWA ALDEHID DAN KETON


I.          TUJUAN
  • Mempelajari sifat kimia aldehida dan keto 
  • Membedakan reaksi kimia aldehid dan keton 
II.       DASAR TEORI   
Dalam sistem IUPAC, aldehida yang sederhana diberi nama berdasarkan alkana induknya dengan akhiran –ana diganti menjadi –anal (-an untuk senyawa jenuh dan –al untuk aldedida). Beberapa contoh dari aldehida yaitu formaldehida (CH2C=O) dan aseltaldehida (CH3CH=O). Formaldehida adalah gugus yang mudah terbakar, tak berwarna, gas beracun dengan bau yang menusuk dan menyesakkan. Sedangkan asetaldehida adalah cairan yang mudah terbakar, tak berwarna, larut dalam air dan baunya merangsang. Asetaldehida biasanya dipakai dalam pembuatan zat pewarna, plastik, karet sintetis dan lainnya.
Secara umum aldehida diartikan sebagai
suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen, sedangkan keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbinil yang terikat pada dua gugus alkil, aril tapi keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.
                            Gugus aldehida                                                  Gugus Keton
                                        
Sifat kimia dari aldehida dan keton ditentukan oleh gugus karbonil, oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ada beberapa sifat dari aldehida dan keton yang memilki kesamaan, namun karena adanya perbedaan gugus yang terikat pada gugus karbonil antara aldehida dengan keton maka timbul beberapa perbedaan sifat kimia yang paling menonjol antara aldehid dengan keton, diantaranya :
a.       Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi
b.      Aldehidan lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi nukleofiliki.
Sifat-sifat fisik dari aldehida dan keton :
a. Aldehida dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada oksigen, sehingga tak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol. Sebaliknya aldehida dan keton adalah polar dan membentuk daya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya bagian positif dari sebuah molekul akan tertaril pada bagian negatif lainnya.
b. Aldehida dan keton mempunyai titik didih intermediet antara senyawa ikatan hidrogen dan senyawa non polar
c. Kelarutan aldehida dan keton dalam air sama dengan alkohol karena senyawa ini dapat membenuk ikatan hidrogen dengan ikatan hidrogen dari air atau fenol

Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol.


III.             ALAT DAN BAHAN  
Alat
  • tabung reaksi
  • pipet tetes 
  • hot plate 
  • gelas beker
  • batang pengaduk 
 Bahan
  • KMnO4
  • Formaldehid
  • Aseton
  • Benzaldehid
  • Tollens A
  • Tollens B
  • Ammonia
  • glukosa
  •  benedict
  • fehling A
  • fehling B
  • NaOH 5 %
  • Iodine
IV.              PROSEDUR KERJA 

A. Oksidasi dengan KMnO4
  1. 3 buah tabung reaksi masing-masing tabung diisi dengan 1 ml KMnO4
  2. tabung 1 ditambahkan dengan 1tetes formaldehid,
  3. tabung 2 ditambahkan 1tetes aseton,
  4. tabung 3 ditambahkan 1 tetes benzaldehid
  5. amati apa yang terjadi.  
B. Tes toullena
  1. ½ mL Tollens A dicampurkan dengan ½ mL Tollens B
  2. masukkan kedalam 3 tabung reaksi
  3. masing-masing ditambahkan
  4. larutan ammonia 2%tetes demi tetes
  5. tabung 1 ditambahkan aseton
  6. tabung 2 ditambahkan benzaldehid
  7. tabung 3 ditambahkan formaldehid kemudian dipanaskan pada suhu 60C selama 5 menit
  8. amati apa yang terjadi  
C. Tes benedict
  1. siapkan 4 tabung reaksi yang telah berisi masing-masing 10 tetes formaldehid, aseton, benzaldehid, dan glukosa
  2. ditambahkan 2 mL Benedict lalu dikocok dan dipanaskan selama 10 menit kemudian di dinginkan
  3. amati apa yang terjadi 
 D.  Tes fehling
  1. 3 mL Fehling A dicampur dengan 1,3 mL Fehling B
  2. isi 3 tetes formaldehid kedalam 4 tabung reaksi
  3. tabung dikocok dan dipanaskan selama 10 menit
  4. amati apa yang terjadi
E.  Tes iodoform
  1. siapkan 3 buah tabung reaksi
  2. tambahkan masing-masing 4 mL NaOH 5 %
  3. dinginkan dalam es
  4. tambahkan 40 tetes Iodine
  5. tambahkan masing masing 20 tetes formaldehid, aseton, benzaldehid
  6. amati apa yang terjadi.
 V.           DATA HASIL PENGAMATAN

1. Oksidasi dengan KMnO4


  • Folmaldehid : larutan coklat
  • Aseton : tidak berwarna
  • Benzaldehid : larutan coklat amorf

2. Tes toullena 
  • formaldehid :↓  hitam (s) , larutan sedikit keruh
  • aseton : hitam (s) , larutan bening
  • benzaldehid : Abu - abu (s) , larutan bening

3. Tes benedict

  • Formaldehid : larutan biru tua
  • Aseton : larutan biru tua
  • benzaldehid : larutan biru tua dan minyak (bagian atas)
  • glukosa : hijau tua dan merah bata (s)
4.  Tes fehling 
  • Formaldehid : merah bata (s) agak banyak , larutan biru
  • Aseton : larutan biru
  • Benzaldehid : merah bata (s)  sedikit , larutan  biru
  • glukosa : merah bata (s) banyak , larutan biru 

5. Tes iodoform

  • Formaldehid : tidak larut
  • Aseton : larut
  • benzaldehid : kuning (s) , tidak larut
VI.              PEMBAHASAN

       praktikum ini bertujuan untuk mengetahui asas - asas reaksi senyawa karbotil, untuk dapat membedakan senyawa aldehid dengan keton dengan menggunakan pengujian yang berbeda - 
beda.  Pada  percobaan kali ini dilakukan percobaan tentang Aldehid dan Keton. Aldehid dan Keton adalah suatu senyawa yang tersusun dari unsur –unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primer dan keton dari alkohol sekunder. Aldehid dapat dioksidasi sedangkan keton tidak.

       Dari hasil percobaan di dapatkan bahwa Aldehid memiliki rumus molekul RCHO merupakan suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hydrogen. Salah satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi darai alcohol primer. Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin kompleks seperti piridinium khlor kromat adalah oksidator yang dapat berubah alcohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat.

    
       Dengan oksidator kuat seperti KMnO4 Aldehida dioksidasi menjadi asam karboksilat.

5 R-CHO + 2 KMnO4 (ungu) + H2SO4 à 5 R-COOH + MnO2 (coklat) + MnSO4 + H2O 

dapat dilihat dari hasil percobaan perubahan warna dan reaksi yang terjadi dapat terlihat . 

     Uji tollen dilakukan untuk membedakan antara aldehid dan keton. Karena aldehid dengan pereaksi tollen akan teroksidasi membentuk endapan Ag yang akan melekat pada tabung reaksii membentuk cermin perak. sampel yang digunakan adalah formaldehid, benzaldehid, dan aseton.  Pada uji tollens setelah diamati didapat bahwa formaldehid  dapat bereaksi dengan tollens  yang ditandai dengan terbentuknya endapan hitam ditabung reaksi. Hal ini juga menunjukan bahwa sampel tersebut tergolong aldehid.
 
        Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict (kompleks ion   Cu (II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu (II) direduksi menjadi Cu2O (endapan berwarna merah bata). Aldehida aromatic dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi benedict. terlihat pada hasil yang didapatkan endapan yang terbentuk

      Pereaksi fehling merupakan kompleks ion Cu (II) tartrat dalam larutan asam. Ion Cu (II)    direaksi menjadi Cu2) (endapan merah bata) .

      Metil keton menghasilkan endapan berwarna kuning iodoform jika direaksikan   dengan iodine dalam larutan NaOH.

VII.        KESIMPULAN

           Perbedan antara senyawa aldehid dan keton adalah aldehida dapat dioksidasi dan menghasilkan suatu asam karboksilat, namun keton tidak dapat dioksidasi. Selain itu, aldehida akan bereaksi dengan pereaksi tollens, sedangkan keton tidak dapat bereaksi. 



DAFTAR PUSTAKA


Fessenden, Ralp J dan Fessenden, Joan S., 1986, Kimia Organik Jilid I
, Erlangga, Jakarta.
Petrucci,R. H, 1999, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.
Pine, Stanley. H, 1988, Kimia Organik I, Penerbit ITB, Bandung.
 Riawan, S, 1989, Kimia Organik, Bina Rupa Aksara, Jakarta.

No comments:

Post a Comment