Saturday 21 December 2013

Saponifikasi

SAPONIFIKASI
Senin, 9 Desember 2013

I.     Tujuan
a.       Membuat sabun secara sederhana
b.      Mempelajari sifat sifat sabun

II. Dasar teori

a.       Saponifikasi
     Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yangberlangsung dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida denganalkali yang menghasilkan gliserol dan garam karboksilat (sejenis sabun). Sabunmerupakan garam (natrium) yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang.Reaksi dibawah ini merupakan reaksi saponifikasi tripalmitin / trigliserida.


     Selain dari reaksi diatas sabun juga bisa dihasilkan dari reaksi netralisasi Fatty Acid (FA), namun disini hanya didapat sabun tanpa adanya Gliserin (Glycerol),karena saat proses pembuatanFatty Acid ,glycerolsudah dipisahkan tersendiri
Selain dari minyak atau lemak dan NaOH pada pembuatan sabundipergunakan bahan-bahan tambahan sebagai berikut:
a.       Cairan pengisi seperti tepung tapioka, gapleh dan lain-lain.
b.      Zat pewarna
c.       Parfum, agar baunya wangi.
d.      Zat pemutih, misal natrium sulfat
  
b.      Sabun
     Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan darireaksi saponifikasi. Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanyabasa lemah (misalnya NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol.Selain C12 dan C16, sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat.seperti gambar dibawah adalah asam laurat.


     Prinsip utama kerja sabun ialah gaya tarik antara molekul kotoran, sabun, dan air.Kotoran yang menempel pada tangan manusia umumnya berupa lemak. Untuk mempermudah penjelasan, mari kita tinjau minyak goreng sebagai contoh. Minyak goreng mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh yangada pada minyak goreng umumnya terdiri dari asam miristat ,asam palmitat, asamlaurat , danasam kaprat . Asam lemak tidak jenuh dalam minyak goreng adalah asam oleat, asam linoleat  , dan asam linolena. Asam lemak tidak lain adalah asamalkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6).

     Seperti yang kita ketahui, air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, yaitu molekul yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secarakovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur273,15 K (0 °C). Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkanbanyak zat kimia. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zattersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Bahan baku pembuatan sabun, antara lain:
a.       Minyak kelapa sawit mengandung asam palmitat, asam oleat, asam stearat, dan asam myfistat
b.      Minyak Zaitun mengandung asam palmitat, asam oleat dan asam stearat
c.  Minyak Kelapa mengandung asam palmitat, asam oleat dan asam stearat. 

IV. Alat dan Bahan
                       a.       Alat
     ·   Tabung reaksi
     ·   Rak tabung 
     ·   batang pengaduk
     ·   Penanggas (hot plate)
     ·   Termometer
     ·    pipet tetes
                       b.      Bahan
      ·   Aquadest
      ·   Minyak kelapa
      ·   NaOH 5% 
      ·   Ethanol
      ·   larutan MgCl2 5%
      ·   larutan FeCl2 5%
      ·   larutan CaCl2 5%  
      ·   NaCl jenuh
      ·   Indikator Universal

V.     Cara kerja
               a.       Pembuatan sabun



         b.      Sifat sabun 







VI. Analisis Data


  


VII. Pembahasan
            
        Dari percobaan yang telah dilakukan, yaitu pembuatan sabun. Reaksi pembentukkan sabun dari  minyak dilakukan dengan mereaksikannya suatu alkali (NaOH), Reaksi ini disebut dengan Reakisi Saponifikasi (penyabunan). Pertama-tama disiapkan semua bahan yang diperlukan seperti minyak kelapa sawit, NaOH 25%, etanol, FeCl3 5%, MgCl2 5%, Air kran.
          Dimulai dengan mencampurkan minyak goreng (minyak kelapa) ke dalam enlenmeyer 50 ml.kemudian ditambahkan katalis NaoH 5% sebanyak 5ml dan etanol 5 5ml. Penambahan Larutan NaOH berfungsi sebagai penetralisir asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang digunakan adalah NaOH agar diperoleh sabun yang padat, tetapi jika digunakan basa KOH maka yang diperoleh adalah sabun cair (lunak). Sedangkan alkohol sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Kemudian dipanaskan dengan suhu kurangh lebih 70 oC . pemanasan ini jangan terlalu panas karena dengan suhu yang terlalu tinggi akan mengoksidasi minyak yang menyebabkan warnanya menjadi cokelat, hal ini behubungan erat dengan bilangan peroksida yaitu nilai untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak yang disebabkan oleh auto oksidasi.
           Berdasarkan pengujian sifat sabun ini ini dilakukan tiga metode. Metode pertama adalah uji zat pengemulsi yaitu dengan melarutkan sabun sekitar 0.5 gram dengan aquades 25 mL, larutan tersebut dicampur dengan minyak kelapa sebanyak 5 tetes kemudian dikocok. Pengocokan ini dilakukan agar menghasilkan emulsi. Kemudian didiamkan dan diamati pemisahan lapisan yang terjadi dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk pemisahan lapisan tersebut. Ternyata 3 menit terjadi pemisahan lapisan antara lapisan air dan lapisan minyak. Berarti sabun yang dibuat itu tidak mengalami emulsi secara sempurna.Sebagai pembanding dari pengujian emulsi sabun ini yaitu dengan cara mencampur aquades 25 mL dengan 5 tetes minyak kelapa dengan tanpa pemberian sabun pada larutan tersebut dan dikocok kuat- kuat agar bercampur homogen. Setelah didiamkan dan diamati, tarnyata membutuhkan waktu 1 menit untuk terjadinya pemisahan antara lapisan air dengan lapisan minyak.
           Metode yang kedua adalah reaksi dengan air sadah yaitu dengan mengencerkan 1/3 spatula sabun yang telah dibuat ditambahkan 25 ml aquadest. Sabun yang telah dibuat ini dimasukkan -masing sebanyak 2 tetes CaCl2; FeCl2 5%; MgCl 5%; air kran pada masing –masing tabung.hasil yang didapat yaitu warna yang menjadi keruh. Hal ini dikarenakan sabun biasanya membentuk garam dengan ion-ion kalsium, magnesium, atau besi dalam air sadah (hard water). Garam-garam tesebut tidak larut dalam air. Garam yang tidak larut dalam air itu membuat warna coklat pada dinding kamar mandi, kerah baju, atau warna kusam pada pakaian dan rambut. Masalah tersebut dipecahkan dengan beberapa cara. Misalnya dengan mengurangi ion-ion kalsium dan magnesium dan menggantinya dengan ion-ion natrium, atau yang dikenal dengan air lunak. (soft water). Selain itu bisa juga dengan menambahkan fosfat pada sabun, karena fosfat membentuk komplek dengan ion-ion logam, larut dalam air, sehingga mencegah ion-ion tersebut membentuk garam taklarut dengan sabun. Namun penggunaan fosfet harus dibatasi, karena jika ikut mengalir dalam danau atau sungai fosfat yang juga berfungsi sebagai pupuk akan merangsang tumbuhnya tanaman sedemikian besar sehingga tanaman menghabiskan oksigen terlarut dalam air dan menyebabkan ikan-ikan mati. Cara lain misalnya dengan mengganti gugus ionik karboksilat pada sabun dengan gugus sulfat atau sulfonat. Cara inilah yang mendasari terbentuknya detergen.
           Metode ketiga yaitu uji kebasaan (alkalinitas). Uji alkalinitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kebasaan sabun yang telah dibuat yaitu bedasarkan nilai pH-nya. Didapat pH ketika diuji dengan pH indikator universal yaitu sebesar 10. Hasil yang didapat cukup besar,ini menunjukkan bahwa sabun tersebut bersifat basa yang dapat sifatnya dapat menetralisir pada saat dicampur oleh keadaan asam.


VIII. Kesimpulan


      a.    Sabun yang dihasilkan pada praktikum ini sebesar
      b.    Sifat sabun pada uji zat pengemulsi yaitu menunjukkan adanyanya emulsi karena terdapat 
           sedikit busa.
      c.  Sifat sabun pada reaksi dengan air sadah yaitu menunjukkan bahwa sabun biasanya membentuk 
           garam dengan ion-ion Mg2+, Fe2+, dan Ca2+
      d.    pH sabun yang telah dibuat sebesar 10.

IX. Daftar Pustaka

       Anwar, Chairil, dkk. 1966. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta : Departemen     

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 
 
                Priyono, Agus.2009.Makalah Pembuatan Sabun.Jurusan Teknik Kimia, Fakultas 

                                Teknik,Universitas Riau.

            Satyawibawa, Iman dan Yustina Erna Widyastuti. 1992.Kelapa Sawit Dan Pengolahannya

                                  Jakarta:Ganesha Exacta
  
             ANDRI R.L K
             “Saponifikasi”
             www.academia.edu/2042797/PENYABUNAN Diakses pada hari Sabtu, 21 Desember 2013 pukul 

                 15.45 WIB

No comments:

Post a Comment